Mohon tunggu...
Anggasta Putra Praditya
Anggasta Putra Praditya Mohon Tunggu... -

Saya adalah Mahasiswa Prodi 1 Keuangan Sekolah Tinggi Akuntansi Negara yang pendidikannya berada di Balai Diklat Keuangan Balikpapan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Film "GIE"

6 November 2014   03:03 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:31 614
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gie adalah sebuah film yang mempunyai judul yang sama dengan tokoh utamanya ini mulai tayang pada tahun 2005. Film biografi garapan sutradara Riri Riza ini diangkat dari buku “Catatan Seorang Demonstran’ karya Gie sendiri. Film Gie ini dapat membawa kita kehidupan rakyat Indonesia pada era orde lama dan bercerita tentang sosok Gie yang searang aktivis dan penulis yang lurus tanpa kenal kompromi. Soe Hok Gie yang ikut berperan menumbangkan rezim Orde Lama melalui gerakan mahasiswa. Soe Hok Gie atau yang biasa dipanggil Gie sosok yang idealis ini lahir di Jakarta 17 Desember 1942 yang lahir di tengah arus politik yang kejam antara Agama, Nasionalis dan Komunis. Gie di besarkan di sebuah keluarga yang tidak begitu kaya dan berdomisili di daerah Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Perjuangan Gie melalui kata – kata , kritikan – kritkan yang tajam dan tegas dan tulisan di surat kabar dimulai sejak remaja hingga menjelang akhir hayatnya.

Gie adalah seorang mahasiswa jurusan sejarah fakultas FSUI dan seorang aktivis . Sejak kecil Gie adalah sosok yang sangat jujur tapi seringkali tidak bisa diterima orang lain, setia kawan, semangat berjuang, hatinya dipenuhi kepedulian akan orang lain dan serta rasa nasionalis tanah airnya yang sangat kuat. Sehingga membentuk sosok Gie menjadi pribadi yang toleran terhadap keadilan dan memimpikan Indonesia yang didasari oleh keadilan dan kebenaran yang murni. Rasa cintanya pada Indonesia dan mahasiswa membuatnya selalu angkat bicara saat rezim dan tirani yang berkuasa saat itu berkuasa dan merusak kedua hal tersebut.

Di masa kuliah pola pikir Soe Hok Gie aktivis yang benar – benar kritisdan mengkritik dijalaninya pada saat di bawah rezim pelopor kemerdekaan Indonesia Presiden Soekarno. Meskipun Gie sangat menghormati sosok Ir. Soekarno sebagai founding father, Gie juga membencinya karena pemerintahan Soekarno yang diktaktor dan menyebabkan hak rakyat miskin semakin terinjak – injak. Di pemerintahan Soekarno hal – hal yang berbau tentang ketidakadilan social, korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan adalah makanan sehari – hari untuk tulisan kritik – kritik tajam di media. Gie juga membenci mahasiswa yang berkedudukan senat hanya melakukan omong kosong belaka yang hanya memanfaatkan situasi politik untuk memperoleh keuntungan pribadi. Gie mulai memprovokasi banyak musuh walaupun Gie juga memenangkan banyak simpati.

Saat berlangsung konflik PKI pada zaman tersebut Gie dan teman – temannya bersikeras bahwa mereka bersikap netral Teman kecil Gie Tan Tjin Han yang sudah lama mengagumi keberanian dan keuletan temannya Gie namun tidak memiliki semangat perjuangan yang sama. Pada saat mereka dipertemukan di usia kepala dua Gie mengetahuo bahwa Tan telah terlibat PKIdan Gie mendesak Tan untuk meninggalkan segala ikatan dengan PKI dan bersembunyi, tetapi Tan tidak menerima saran dari kawan lamanya tersebut. Dikarenakan Tan tidak tahu konsekuensi apa yang sebenarnya akan terjadi. menanggalkan segala ikatan dengan PKI dan bersembunyi, tetapi Tan tidak menerima desakan tersebut..

Saat jatuhnya rezim Ir. Soekarno pada tahun1966 yang saat itu juga digantikan oleh Presiden Soeharto yang menyerukan perubahan – perubahan malah membuat situasi Indonesia semakin kacau walaupun pembangunan fisik mulai terlihat.. Gie hanya bisa termenung dan sadar bahwa pihak militer kini telah terlalu banyak ikut berperan dalam pemerintahan dan hal ini sangat disayangkan oleh Gie. Dengan pola pikir ini lah yang membuat Gie mulai diasingkan oleh berbagai pihak. Orang sekitar Gie pun mulai menyesuaikan diri dengan rezim yang baru bahkan dengan melakukan korupsi. Dengan pola pikir idealis Gie ini teman – temannya dan perempuan yang dicintai mulai meninggalkan Gie. Gie dan teman-temannya sering menghabiskan waktu luang mereka untuk mendakigunung dan menikmati alam Indonesiadengan Mahasiswa Pecinta Alam (MAPALA) UI. Mereka juga gemar menonton dan menganalisa film, menikmati kesenian-kesenian tradisional. Terlalu banyaknya permasalahan yang dihadapi dari soal asmara sampai tak tahan melihat permasalahan negaranya Gie pun memutuskan untuk mendaki gunung Semeru untuk mendekatkan dirinya dengan alam dan melupakan sejenak segala permasalahan. Kecintaannya terhadap alam Indonesia memang sudah tidak dipungkiri lagi. Pada saat pendakiannya ke gunung Semeru itu lah pendakian terakhir Gie. Kecintaan Gie terhadap alam pula yang akhirnya membawanya kembali ke sang pencipta. Gie meninggal karena menghirup gas beracun gunung Semeru pada tangaal 16 Desember 1969 yang bertepatan sehari sebelum ulang tahun Gie. Namun, kematian Gie yang tidak ditampilkan secara utuh dalam film ini padahal ada salah seorang teman Gie yang selamat

Film ini menggambarkan petualangan dan perjuangan Soe Hok Gie mencapai tujuannya untuk menggulingkan rezim Soekarno, dan perubahan-perubahan dalam hidupnya. Semboyan Soe Hok Gie yang mengesankan berbunyi “Lebih baik diasingkan daripada menyerah pada kemunafikan”

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun