Semua itu kembali lagi pada tak terungkapnya identitas asli dari netizen ini yang membuat mereka leluasa bertindak semaunya.
Bahkan bila netizen berkomentar yang mengandung unsur merendahkan suatu pihak, tindakan ini dapat termasuk dalam kategori cyberbullying atau perundungan siber.
Tentu bullying atau perundungan sudah menyangkut ranah yang serius mengingat hal tersebut sangat berpengaruh dalam kondisi dan kesehatan mental seseorang.
Mirisnya, tak semua orang mampu mendengar atau menyingkapi kritikan dari netizen.
Banyak orang yang mengambil hati cuapan netizen hingga menjadi beban, bahkan depresi.
Tak jarang pula ulah netizen ini membuat segelintir orang turut emosi dan menimpali komentarnya.
Akibatnya selain menyulut pertikaian "virtual" yang tidak ada guna nya, dikhawatirkan dapat berakibat fatal karena tidak menutup kemungkinan adanya pihak yang terbawa suasana terpengaruh hingga larut dalam emosi. Patut digaris bawahi bahwa tindakan ini merupakan salah satu bentuk penyalahgunaan internet.
Perlu adanya keterlibatan etika dalam ber-internet agar sesama penggunanya merasa aman dan nyaman.
Perlu adanya kesadaran bagi tiap individu dalam bertindak, bagaimana dampak atau value apa yang didapat bagi lingkungan sekitar maupun pengguna lain.
Oleh karena itu mari kita bersama-sama menjaga "perkataan" (read: komentar, apa yang kita ketik) ya kompasianers.
Gunakan internet sebagai sarana untuk mempermudah kegiatan yang kita lakukan serta diiringi dengan penggunaan yang bijak.