Mohon tunggu...
Dimitri Yola
Dimitri Yola Mohon Tunggu... Penulis - "You talk when you cease to be at peace with your thoughts." - Kahlil Gibran

blessed 27 yo human ♾️ #FocusOnYourAbillity #NonConformistHallofFame

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

"Unsocialized to Defense Myself?"

3 Agustus 2018   17:00 Diperbarui: 17 Agustus 2018   20:00 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"beberapa tahun silam, aku memasuki bangku sekolah dasar. aku mendapat pengalaman pahit dan tidak terlupakan. sampai detik ini aku merasa apa aku terlalu lemah menjadi manusia?"

sampai detik ini pun, jika saya disuruh menceritakan bagaimana awal dari peristiwa tersebut saya masih bingung harus memulainya dari mana. Saya merupakan orang yang introvert , dimana orang dengan tipikal ini cenderung mengembalikan mood nya  dengan cara menyendiri. Bukan berarti saya tidak suka keramaian atau tidak suka bersosialisasi, hanya saja saya hanya akrab dengan orang yang "klik" dengan saya.

waktu itu, saya pernah mengalami hal yang tidak menyenangkan dan membuat luka yang membekas hingga saat ini. Akibat peristiwa tersebut, saya hanya bisa menangis setiap pagi ketika guru akan memulai pelajaran. Saya bisa melihat raut ekspresi guru dikala itu, seolah muak dengan kelakuan saya yang menangis tanpa sebab.

Sebetulnya saya juga tidak ingin mengingat tragedi tersebut. Namun hal itu terus membayangiku sampai sekarang. Dibilang dendam dengan anak itu sepertinya enggak juga , tapi kesel juga iya. hmm. saya hanya tidak habis pikir, kenapa ada manusia seperti itu. beribu kali pula saya berpikir, apa jangan jangan introvert ku ini akibat kejadian tersebut atau tidak. trust me i've been thingking about it for so long..

dikutip dari suara.com , Pendiri Yayasan Semai Jiwa Amini (Sejiwa), Diena Haryana mengatakan, fenomena perundungan atau bullying yang ditujukan pada anak, berpotensi menurunkan rasa percaya diri mereka yang juga menimbulkan depresi. Anak bisa merasa trauma hingga tidak nyaman berinteraksi dengan anak-anak lain.

 "Bullying yang dilakukan secara terus-menerus dapat membuat korbannya merasa malu, hingga kehilangan percaya diri. Pemahaman ini patut disosialisasikan pada banyak pihak, karena dapat berbahaya bagi korban," ujar Diena, dalam diskusi bertema "Stop Kekerasan untuk Mewujudkan Sekolah Ramah Anak", di Kantor Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta, Sabtu (14/3/2015).

readers yang selalu saya banggakan,

jika kalian menemukan kasus bulying di sekitar anda, dekatilah korbannya. buat ia kuat, dan mampu untuk melawan pelaku. Karena sungguh itu perpengaruh kepada mental nya walaupun ia terlihat tegar. Dan jangan lupa untuk membuat pelaku sadar, dengan berbicara padanya "kenapa kamu melakukan ini?" . sesungguhnya pelaku adalah orang yang menyalurkan ke-dominasi-annya dengan cara yang salah , karena jika diarahkan ke hal yang benar , mungkin ia dapat menjadi pemimpin ? 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun