Di era digital yang semakin modern, kita mengenal istilah content creator dan influencer yang telah menjadi bagian penting dalam media sosial. Para content creator dan influencer ini memainkan peran yang esensial dalam memengaruhi opini dan tingkah laku masyarakat, serta mempromosikan produk atau jasa.
Di balik segala hal positif yang mereka bawa, keterlibatan mereka dalam industri ini telah menimbulkan banyak dampak buruk yang memengaruhi kualitas konten dan keseharian masyarakat. Salah satu dampak buruk yang paling signifikan adalah cara mereka memengaruhi para penonton atau penggemar mereka.
Tak jarang masyarakat seolah-olah “dihipnotis” demi kepentingan para content creator dan influencer, baik itu untuk membeli produk mereka, sarana untuk memperluas cakupan, dan juga menarik lebih banyak penonton.
Keterlibatan content creator dan influencer dalam industri media sosial juga telah menimbulkan permasalahan terkait kualitas dari konten yang dipublikasikan.
Seringkali, para content creator dan influencer dipekerjakan untuk menciptakan konten yang relevan dengan kebutuhan media, seperti video pendek atau yang kita kenal dengan “reels” dan juga konten yang aesthetic. Namun, hal ini dapat mengarah pada publikasi konten-konten yang tidak memiliki nilai substansial, tanpa tujuan yang jelas, serta tidak berfaedah bagi masyarakat.
Dalam beberapa kasus, konten yang diproduksi oleh content creator dan influencer juga memengaruhi adab dan sudut pandang masyarakat ke arah yang tidak sehat. Contohnya, mempromosikan produk yang tidak aman digunakan.
Contoh lainnya adalah masalah scamming atau penipuan produk dan jasa yang umumnya dipromosikan dengan menutupi segala kekurangan produk atau jasa tersebut.
Dalam beberapa kasus, keterlibatan content creator dan influencer dalam media sosial juga menimbulkan permasalahan keuangan. Seperti yang sudah saya singgung tadi, content creator dan influencer seringkali mempromosikan barang dan jasa dengan sedemikian menarik dan terdengar menggiurkan, tetapi pada realitanya jauh berbeda.
Alhasil, masyarakat terpengaruh dan segera membeli produk yang dipromosikan dengan ekspektasi yang sama seperti yang mereka dengar. Kemudian, apa yang terjadi ketika mereka telah menerima produk tersebut?