Kecerdasan Buatan atau artificial intelligence (AI) di pasar pertanian global diproyeksikan tumbuh dari $1,7 miliar pada tahun 2023 menjadi $4,7 miliar pada tahun 2028.
Sayangnya, petani kecil, yang memproduksi hampir sepertiga makanan dunia, jarang mendapatkan keuntungan dari pasar yang berkembang pesat ini. Selain itu, mereka sering kali menjadi pihak yang paling akhir menikmati kemajuan dari teknologi canggih seperti AI ini.
Bekerja di barisan terdepan kemajuan teknologi, rangkaian aplikasi pertanian Dimitra menggabungkan elemen-elemen AI dan Machine Learning (ML) untuk mendukung para petani di seluruh dunia dan memberikan perangkat dengan teknologi terkini ke tangan mereka.
Meskipun aplikasi-aplikasi ini memenuhi kebutuhan yang bervariasi dan beragam dengan berbagai teknologi yang berbeda, komponen penting dari revolusi hijau baru ini adalah AI.
Namun, bagaimana cara kerjanya?
Bagaimana pengalaman petani yang menggunakan aplikasi Dimitra untuk meningkatkan hasil panen, mengelola ternak, atau memerangi deforestasi global?
Mari kita jelajahi tiga contoh utamanya melalui pembahasan berikut.
Perkembangan Tanaman
Data di lapangan sangat penting untuk membuat peningkatan nyata dalam perkembangan tanaman (crop performance).
Analisis citra spektral dan radar berbasis satelit dipadukan dengan data tanah, cuaca, penanaman, dan data pertanian lainnya untuk memberikan rekomendasi berbasis AI kepada petani. Perpaduan teknologi berbasis data ini dapat memberikan dampak signifikan terhadap hasil panen dan produktivitas secara keseluruhan.
Jadi, seperti apa contoh kasus penggunaan teknologi tersebut di kehidupan nyata? Mari kita tinjau satu kasus menarik di Amerika Selatan.