Sulit.
Tetapi bukan tidak mungkin.
Entah, penulis bisa sungguh dalam menyayangi objek yang ada di dalam pikirannya malam itu.
Seolah-olah sudah menjadi bagian yang begitu penting bagi penulis sejak sangat lama; bahkan sebelum kehidupan kali ini.
Memvisualisasikan bahwa penulis harus melepaskannya saja membuat tubuh bereaksi dengan mengeluarkan air mata.
Mungkin penulis sedang membayar hutang karmanya.
Fase ini berat; tetapi anicca, this too shall pass.
Pikiran yang melayang-layang ini, harus didamaikan.
Air mata yang butuh keluar; saya ijinkan.
Maka, di malam itu meditasi metta bhavana sangat menguras air mata penulis.
Namun setelahnya, muncul rasa lega.
Penulis akhirnya bisa mengistirahatkan raganya dalam keheningan pikiran yang kini ada.
Kesedihannya sudah ditenangkan.
Demikian sharing saya di kesempatan ini mengenai meditasi dan bagaimana praktik ini seringkali membantu penulis menghadapi situasi-situasi yang sulit.
Semoga bermanfaat bagi rekan-rekan yang mendapati dirinya tengah berusaha untuk senantiasa menemukan kedamaian dan kebahagiaan.
Terima kasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H