Mohon tunggu...
DiMei
DiMei Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang murid di sekolah kehidupan

Seorang manusia dan murid yang biasa-biasa saja. Ingin berbagi cerita kepada semua yang mau sama-sama belajar tentang apa saja. Berharap tulisan saya dapat menjadi sebuah titik kecil di dunia yang kadangkala terlalu sibuk untuk sekadar berhenti sejenak.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tahu Waktu?

28 September 2023   23:59 Diperbarui: 29 September 2023   00:04 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seringkali pikiran menggiring kita untuk bersedih, meratapi sesuatu yang tidak dapat diubah.
Atau sebenarnya tidak perlu berubah.

Menolehlah.

Menolehlah ke masa-masa bahagia yang sungguh nyata.
Lihat dan nikmatilah 98 batu bata yang tersusun rapi, mengitari 2 batu bata jelek di tembok kehidupan.

Kata ‘seharusnya’ sesungguhnya adalah seorang guru.
Meskipun buruk rupa, sejatinya dia bijaksana: dia mengajarkan kita untuk rela.

Some things are meant to happen.
While some others aren't meant to.
We cannot control everything.
We can only control the way we respond.

Hidup terlalu singkat, Kawan.
Waktu terlalu pendek.
Untuk disia-siakan dan meratapi hal-hal yang menyedihkan.

Kawan, mari.
Berbahagia bersama-sama dalam suka
Dan air mata
Dalam terang
Dan kerinduan akan cahaya

Choose happy
~Flurry~

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun