Seringkali pikiran menggiring kita untuk bersedih, meratapi sesuatu yang tidak dapat diubah.
Atau sebenarnya tidak perlu berubah.
Menolehlah.
Menolehlah ke masa-masa bahagia yang sungguh nyata.
Lihat dan nikmatilah 98 batu bata yang tersusun rapi, mengitari 2 batu bata jelek di tembok kehidupan.
Kata ‘seharusnya’ sesungguhnya adalah seorang guru.
Meskipun buruk rupa, sejatinya dia bijaksana: dia mengajarkan kita untuk rela.
Some things are meant to happen.
While some others aren't meant to.
We cannot control everything.
We can only control the way we respond.
Hidup terlalu singkat, Kawan.
Waktu terlalu pendek.
Untuk disia-siakan dan meratapi hal-hal yang menyedihkan.
Kawan, mari.
Berbahagia bersama-sama dalam suka
Dan air mata
Dalam terang
Dan kerinduan akan cahaya
Choose happy
~Flurry~
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H