Mohon tunggu...
Dimdim
Dimdim Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Spesialis Tulisan Ngawur

Spesialis Tulisan Ngawur

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Si Kampret Pengawas Ujian

10 April 2019   19:45 Diperbarui: 10 April 2019   19:54 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nih guru memang ember, lagian kan nggak ada peraturan ahari Rabu dan Kamis USBN menggunakan seragam eksekutif. Sebenarnya Dimdim mau melawan cerocos Bu Ember seperti itu, tapi percuma. Karena peraturan pertama, guru akan selalu benar dan murid bisa saja melakukan kesalahan. Kalaupun guru melakukan kesalahan, maka kembali ke peraturan pertama, yakni guru akan selalu benar. Begitulah anggapan Dimdim dan beberapa murid yang merasa tertindas oleh guru.

Dimdim mulai mengerjakan soal USBN mapel matematika. Kalau Dimdim boleh jujur, soal matematika USBN ini lebih mudah jika dibandingkan dengan UN, sedikit menyesal jadinya karena belajar matematika tidak terlalu intens, maklum sudah kebawa malas gara-gara ujian yang berlangsung selama tiga minggu.  

"Dulu mah Saya bingung Bu, kalo nggak kuliah mau kerja apa"

Dimdim melirik ke arah suara, ternyata itu adalah suara Bu Lesa.

"Ya begitulah Bu! Harus ada rencana kedua!" jawab Bu Ember yang membuat hampir seisi ruangan ujian melirik ke arahnya, anehnya dia nggak menyadarinya, seolah dia hanya hidup seorang diri di bumi, nggak peduli dengan yang lainnya.

Dimdim rasa ini adalah sesuatu hal yang wajar ketika dua pengawas yang saling berbincang. Tapi lama-kelamaan, sesi perbincangan antara Bu Lesa dan Bu Ember berubah menjadi sesi curhatan ala Mamah Dedeh. Keduanya saling melempar curhat dan memberikan saran secara bergantian. Mending kalo curhatnya bisik-bisik, lah ini curhat kok kaya pake TOA mushola.

Jelas hal ini sangat mengganggu kita yang sedang mengerjakan soal, apalagi soalnya adalah matematika. Bisa kamu bayangkan, antara kemumetan mengerjakan matematika bercampur dengan dengung curhatan guru yang menggelegar adalah perpaduan yang mlehow.

Teman-teman kelas Dimdim terkenal dengan anak-anaknya yang berani menegakkan keadilan dengan guru, salah satunya adalah yang satu ini, kami berusaha agar membuat kedua pengawas ini berhenti curhat. Usaha pertama adalah dari Kawel, dia duduk tepat di depan Bu Lesa dan Bu Ember, wajar saja kalau  Kawel sangat terganggu.

"Menari...bersamamu! Jalani...hingga akhir waktu. Berisik nemen ya allah, matematika mumet! (Baca: Berisik banget ya allah, matematika pusing!)" Kawel nggremeng nyanyi lagu Rizqi Febian- Menari sambil kode-kode keras bahwa dia merasa terganggu.

"Udah selesai Mas?" tanya Bu Ember

"Belum bu," jawab Kawel disusul dengan yang  lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun