Mohon tunggu...
Dimdim
Dimdim Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Spesialis Tulisan Ngawur

Spesialis Tulisan Ngawur

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Gara-Gara 18+

21 Februari 2019   19:08 Diperbarui: 21 Februari 2019   19:21 608
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Gara-gara belum berusia 18+ berkahir kekecewaan, padahal hanya empat bulan lagi usia Dimdim tepat 18 tahun. Jangankan empat bulan, teman Dimdim yang usianya 18 tahun kurang tiga hari ajah nggak boleh masuk cuy.

"Ini ngobrolin apaan sih Dim? bawa-bawa 18+ dan nggak boleh masuk segala, cerita mesum ya?"

Bukan itu cuy, jadi ginih. Kemarin Dimdim dan beberapa teman kelas datang ke acara konser Menyapa Karya yang diadakan di Rita Park Tegal, dan yang membuat greget nonton konser itu karena salah satu pengisi acaranya ada Fourtwenty. Itu loh, yang terkenal dengan lagu Zona Nyaman, soundtrack film Filosofi Kopi yang...

Keluarlah dari zona nyaman

Sembilu yang dulu

Biarlah berlalu

Berkarya bersama hati

Kita ini insan bukan seekor sapi

Intinya Foutwenty yang itu cuy, kalo nggak tahu  tanya ajah sama Mbah Google. Kembali ke cerita. Menurut informasi yang ada di instagram @menyapakarya, konser ini nggak ada HTM alias gratis (Ini faktor utama greget nonton), persyaratannya hanya menunjukkan KTP atau SIM dan usianya 18+. Atau pilihan kedua biar nggak ribet bisa pake jalur VIP, dengan registrasi lewat website yang ada di @menyapakarya, Screenshoot finalisasi bukti registrasi, dan nyampe disana tinggal menyerahkan screenshoot itu.

Registrasi beres dan langsung capcus ke Rita Park. Sesampainya di lokasi dan akan masuk ke pintu gerbang konser yang di jaga panitia-panitia konser dan beberapa bodyguard, kami menunjukkan screenshoot bukti registrasi. Salah satu bodyguard bertanya 

"KTPnya mana Mas-Mbak?"

Mampus! Kirain kalo registrasi pake VIP nantinya nggak perlu menunjukkan KTP, masalahnya kebanyakan dari kami KTPnya belum jadi.

"Pak, KTP saya belum jadi, gimana?"

"Kalo enggak pake SIM ajah"

Boro-boro SIM, STNK ajah masih atas nama Bapak.

"Ginih ajah Pak, saya adanya foto surat keterangan", Dimdim sambil memperlihatkan surat keterangan pengganti KTP ke bodyguard itu. 

Bodyguard yang kumisnya kayak tikus mati itu mengecek surat keterangan yang ada di smartphone Dimdim, dan akhirnya "Okeh silahkan masuk" kata bodyguard sambil memeriksa tas, badan, jaket dan celana Dimdim, karena nonton konser kan nggak boleh bawa benda tajam, minuman keras ataupun rokok. Misalkan ketahuan bakal disita. 

Beberapa dari kami masuk gerbang konser dengan riang gembira syalala. Sementara beberapa teman lainnya masih ada yang belum bisa masuk gara-gara nggak ada KTP, SIM, ataupun surat keterangan.

Demi nonton Fourtwenty dengan pasukan lengkap, kami yang udah bisa masuk berusaha keras agar gimana caranya teman-teman yang masih diluar juga bisa masuk. Berbagai cara dilakukan, mulai dari debat dengan panitia, cari cara sana-sini, bahkan nyampe mengeluarkan jurus seribu bayangan. Sakti mandra guna akhirnya kami bisa masuk dengan pasukan lengkap.

Baru ajah masuk dengan riang gembira syalala yeyeye, dua bodyguard menghampiri kami dan meminta untuk memperlihatkan KTP. Dimdim menunjukkan surat keterangan dan ketahuan juga kalo sebenarnya usia Dimdim belum 18 tahun, beberapa teman lainnya-pun sama permasalahannya, dan yang paling parah adalah satu teman Dimdim yang nggak bawa bukti identitas apapun,di seret paksa untuk keluar. Padahal kami sudah merayu bodyguard itu dengan berbagai cara, tapi tetap nggak berhasil.

Kami keluar dari gerbang konser dengan rasa kecewa.. Diluar kami berimajinasi dengan berbagai hal, mulai dari mengkhayal Fourtwenty nggak bisa datang karena lagi dagang somay, ada yang pengen jadi Hulk biar bisa ngancurin konser itu, membuat gaduh di wilayah konser nyampe yang paling absurd mengajak Bu Yuli, guru agama datang ke konser biar panita dan bodyguard kampret itu di ceramahi

"Barang siapa yang mempersulit orang, maka matinya akan dipersulit, kena azab jenazahnya masuk ke empang"

Kami mengenyahkan imajanasi dengan sholat maghrib, barangkali setelah sholat dapat hidayah biar bisa masuk ke gerbang konser. Ternyata setelah sholat-pun belum dapat hidayah, malah kami tergugah untuk masuk ke Wahana Rita Park yang kebetulan sedang ada promo  wahana baru, yakni rumah hantu. Tentu ajah gratisan.

Setelah masuk ke wahana rumah hantu, niat hati mau mencoba lagi masuk ke gerbang konser, kami malah membuat konser sendiri, yakni dengan karoke bareng di Panggung Ekpsresi yang ada di Rita Park, lagi-lagi gratisan cuy

Pukul 21:10 beberapa teman memilih untuk pulang dan memusnahkan menonton Fourtwenty. Berbeda dengan Dimdim, Wilo dan Ikot yang bersikeras agar tetap bisa masuk ke gerbang  konser dan menonton Fourtwenty. Walaupun akhirnya nonton Fourtwenty dengan cara LDR, yakni diluar gebang konser.

Kamis, 21-02-2019

Tegal

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun