Mohon tunggu...
Dimdim
Dimdim Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Spesialis Tulisan Ngawur

Spesialis Tulisan Ngawur

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

2019 Masih Jomblo

4 Februari 2019   19:18 Diperbarui: 4 Februari 2019   19:26 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: asritadda.com

Adakah disini di tahun 2019 yang masih jomblo? Jomblo adalah suatu hal yang perlu kita syukuri dan syukurin.

Hal yang perlu kita syukuri ketika jomblo, kita bebas melakukan apa ajah tanpa adanya larangan ini-itu-anu dari cewek, nggak perlu setiap menit mantengin whats apps dan harus memberi kabar si doi "Aku lagi sarapan yang, Aku lagi jalan sama temen yang, Aku lagi tidur yang (Lagi tidur kok bisa balas WA)" pokoknya free dah.

Sementara sisi buruk dari jomblo  ya... syukurin. "Syukurin! Hari ginih masih jomblo, syukurin! yang lain jalan sama pacar, lah dirimu jalan sendirian kayak peserta uji nyali, syukurin! yang punya pacar malam minggu gandengan, lah dirimu gandengan sama tangan sendiri."

Tak kenal maka tak sayang, kalo udah kenal baru di sayang, lambat laun sayang-sayangan dan akhirnya cinta-cintaan. Perkenalkan nama Aku Dimdim, anak baru njebrol yang nulis di Kompasiana. Aku tinggal di Tegal, jadi maklum lah ya kalo kamu menemukan kata-kata medok yang aneh. Satu hal lagi, Aku udah menjomblo selama siji, loro, telu, papat tahun (Baca: Satu, dua, tiga, empat tahun) Ah..kayaknya nggak perlu di bahas deh. Hal yang jelas, tulisan pertamaku ini adalah jeritan keadaan yang menyerang diri sendiri dan juga menyerang kaum jomblo. Peace Mblo!

Ngomong-ngomong tentang jomblo nih, seorang jomblo terkadang tak peduli dengan kehadiran cewek yang mengaguminya, namun ketika seorang jomblo itu merasa butuh kehadiran cewek, setengah mati dia mencari dan berusaha menggapai cinta, malah nggak kunjung mendapatkannya.

Salah satunya Resi, teman satu kelas Dimdim yang dua tahun lalu bisa dibilang mengagumi Dimdim. Mulai dari kebiasaan Resi yang mengirim pesan lewat SMS (Waktu itu belum ada whats apps), menanyakan hal-hal yang nggak penting, yang kayak beginih nih Dimdim nggak like sama sekali. Karena itulah Dimdim malas balesin pesannya Resi. Paling banter satu jam sekali membalas pesan, begitu tak balas paling cuma "Iya" dan yang paling parah nggak di bales sama sekali.

"Tega banget! memangnya Resi sejelek apa sih Dim?"

Dibilang jelek juga enggak sih, malah bisa dibilang Resi termasuk tipe cewek yang lumayan. Wajahnya imut-imut gimana gituh, kayak boneka santet (Nggak juga sih). Kulitnya putih bersih kayak susu. Ya walaupun Resi agak cebol kayak jengglot sih, tapi Resi tetap ok kok.

"Itu kamu suka Dim, kenapa nggak sikat ajah?"

Nggak tahu kenapa ya, Dimdim itu tipe cowok yang nggak suka kalo di deketin sama cewek. Menurut Dimdim, bukan kodratnya cewek ngedeketin cowok duluan. Ibaratnya ginih, pernah dengar nggak kalo cewek melamar cowok? kalaupun ada, itu jadi hal yang aneh sih.

Kembali ke Resi. Resi nggak mau nyerah begitu ajah, Resi mulai menunjukkan beberapa gelagat pehatian. Terkadang menyapa dengan hal yang nggak penting.

Dimdim lagi ambil air wudhu, karena udah waktunya sholat dhuhur. Di sela-sela Dimdim wudhu, tiba-tiba terdengar suara

"Sholat Dim?"

Dimdim melirik kanan-kiri mencari suara tersebut, ternyata suaranya terdengar dari arah belakang, suara makhluk cebol bernama Resi. Melihat Resi, Dimdim hanya menyahut dengan anggukan kepala sambil membatin

"Udah tahu orang lagi wudhu ya pasti mau sholat, masa mau main petak umpet?" Sungguh sapaan yang nggak penting.

Resi mulai jera dengan perlakuan Dimdim yang cuek motor bebek. Suatu ketika, Resi nangis di pojokan kelas. Disanalah Resi mengungkapkan perasaanya dengan tangis air mata. Dimdim sebagai cowok, memberikan pengertian pada Resi

"Res, mending kita temenan ajah, percaya sama Aku temenan jauh lebih enak, lagian kan kita satu kelas".

Problematika antara Dimdim dan Resi akhirnya selesai, Resi nggak pernah lagi mengirim pesan, memberikan sapaan yang nggak penting, justru Resi malah bersikap dingin sama Dimdim. Tapi tetap hal yang nggak pernah berubah dari Resi, cebol.

Tak butuh waktu lama, Resi-pun bergandengan dengan cowok lain. Memang edan (Baca: Gila) nih jengglot, secepat itu loh. Secepat itu kah move on?

Beberapa waktu kemudian Dimdim mulai bosan dengan kesendirian. Dimdim mendapat bisikan setan dari teman

"Dim, kamu itu terlalu serius menjalani hidup, yang ada di pikiran kamu masa depan, masa depan dan masa depan mulu. Come on lah, kamu masih remaja, nikmatilah masa remaja dengan kehadiran cinta. Dewasa kok sebelum waktunya"

Ada benernya  sih, Dimdim juga ngerasa satu tahun masa SMK hanya ginih-ginih ajah, seperti terkurung di dalam kamar, tidak merasakan luas dan indahnya dunia luar. Masa nanti tiga tahun masa SMK hanya ginih-ginih ajah? Kan nggak enak. Nah pada saat itulah Dimdim mulai mengarungi lautan cinta demi mendapat pelabuhan cinta yang tepat (Ceilah bahasanya).

Salah satu cewek yang membuat Dimdim tertarik adalah Nilnil, sebenarnya Nilnil adalah cewek yang Dimdim kagumi pada masa MTS, namun tiba-tiba rasa kagum hilang begitu saja ketika Dimdim menemukan cewek lain.

Namun rasa kagum itu datang kembali, kita kembali dipertemukan dalam sebuah projek. Waktu itu di sekolah Nilnil lagi ngadain lomba foto untuk event 17 Agustusan, dan Dimdimlah yang jadi tukang poto untuk kelasnya Nilnil. Disanalah awal mula cerita kita dimulai.

Tetapi di tengah jalan cerita, entah mengapa Dimdim memilih untuk menyerah. Menyerah untuk berjuang lebih keras untuk Nilnil. Alasan utama, Dimdim merasa belum tepat waktunya untuk berjuang lebih demi seorang cewek, masih banyak hal yang harus Dimdim perjuangkan, masih banyak hal planning yang harus di perjuangkan.

Darisana Dimdim mengambil pelajaran, Segigih apapun usaha demi cinta, meskipun hanya diam cinta datang dengan sendirinya, kalo belum tepat waktunya mau gimana lagi?.

***

Dimdim

Tegal, 03-02-2019

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun