Mohon tunggu...
Dimas Nabil Ahmad
Dimas Nabil Ahmad Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Ilmu Komputer

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Maksimalkan Potensi Bank Sampah di Desa Cicadas, Mahasiswa KKN-T IPB Bangun Website Bank Sampah Resik

28 Agustus 2022   13:50 Diperbarui: 28 Agustus 2022   16:12 610
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Halaman depan website Bank Sampah Resik (Dokpri)

Sebagai desa yang berada di lingkungan industri, Desa Cicadas, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor merupakan daerah yang dikelilingi oleh berbagai macam pabrik mulai dari pabrik air mineral hingga pabrik tekstil.

Meskipun berada di tengah lingkungan industri, Desa Cicadas juga memiliki potensi alam salah satunya yaitu Situ Citongtut. Situ Citongtut memiliki banyak potensi yang dapat dikembangkan baik dari potensi wisata maupun potensi-potensi lainnya. Namun, potensi tersebut tidak dapat berkembang dengan baik dikarenakan besarnya potensi limbah yang masuk ke dalam Situ Citongtut. Tidak hanya limbah dari pabrik, sumber limbah lain yang masuk ke dalam situ berasal dari masyarakat yang tinggal di sekitar situ. 

Dalam upaya meminimalkan limbah masyarakat yang masuk ke dalam situ, ketua RT yang berada di lingkungan Situ Citongtut bersama dengan pemuda membangun sebuah bank sampah yang diberi nama Bank Sampah Resik. Bank sampah tersebut dibangun dengan tujuan dapat mengedukasi masyarakat untuk dapat memilah sampah rumah tangga dari dalam rumah, dan tidak membuang sampah sembarangan melainkan menyetorkannya ke bank sampah.

Salah satu aktivitas yang dilakukan di Bank Sampah Resik yaitu penyetoran sampah yang sudah dipilah. Sampah yang disetorkan kemudian akan ditimbang dan dinominalkan ke dalam rupiah. Nominal tersebut nantinya akan dituliskan di buku tabungan nasabah. Proses ini seringkali menimbulkan masalah, salah satunya adalah kehilangan buku tabungan, dan kemudian catatan tabungan nasabah tersebut tidak dapat dikembalikan. Untuk itu, mahasiswa KKN-T IPB mencoba melakukan digitalisasi pada Bank Sampah Resik dengan membangun sebuah website.

Proses diskusi dengan pengurus dan nasabah Bank Sampah Resik (Dokpri)
Proses diskusi dengan pengurus dan nasabah Bank Sampah Resik (Dokpri)

Proses pembuatan website diawali dengan diskusi dan wawancara dengan pengurus dan juga nasabah Bank Sampah Resik guna mencari tahu apa yang benar-benar dibutuhkan dalam website tersebut. Melalui proses diskusi, disepakati akan dibuat beberapa fitur yaitu buku tabungan nasabah, peringkat, dan permintaan penarikan dana nasabah.

Buku tabungan nasabah yang sebelumnya hanya berupa buku fisik, kemudian akan dapat di akses oleh nasabah melalui website. Nasabah terlebih dahulu perlu untuk login menggunakan akun  yang sudah didaftarkan baru dapat mengakses buku tabungannya. Selain nasabah, pengurus Bank Sampah Resik juga dapat melihat riwayat transaksi yang pernah dilakukan, baik penyetoran maupun penarikan.

Halaman riwayat transaksi untuk admin (Dokpri)
Halaman riwayat transaksi untuk admin (Dokpri)

Sebelumnya, tabungan yang sudah terkumpul dapat diambil oleh nasabah dengan cara datang dan mengambil uang ke pengurus bank sampah, kemudian transaksinya akan ditulis pada buku tabungan. Dengan dibuatnya website, nasabah dapat membuat permintaan pengambilan dana melalui website, dan apabila disetujui oleh admin maka dana dapat diambil dan secara otomatis tercatat pada buku tabungan nasabah.

Halaman permintaan pengambilan dana untuk admin (Dokpri)
Halaman permintaan pengambilan dana untuk admin (Dokpri)

Selain dua fitur sebelumnya, terdapat juga fitur peringkat yang dibuat dengan tujuan memotivasi nasabah untuk terus berlomba-lomba dalam memilah sampah dan menyetorkannya pada Bank Sampah Resik. Pada halaman peringkat tersebut, akan ditampilkan urutan nasabah berdasarkan jumlah tabungan terbanyak.

Dengan adanya website tersebut, diharapkan masyarakat dapat lebih aktif an lebih mudah lagi dalam beraktivitas di Bank Sampah Resik. Selain itu, masyarakat juga diharapkan dapat terbiasa untuk memilah sampah dari rumah masing-masing. Website tersebut masih dapat dikembangkan lebih lanjut untuk memenuhi potensi-potensi lainnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun