Watak yang dibela dikhususkan kepada watak kemahakuasaan serta kemahabaikan Allah yang dipaparkan sanggup melebihi watak kehendak atas penderitaan. Leibniz menarangkan konsep teodisi dengan membagi kodrat serta kehendak, ialah kodrat Allah serta kehendak manusia. Leibniz membagi kodrat Allah jadi 3 bagian, ialah kodrat rasional, kodrat kehendak serta kodrat mahakuasa
Leibniz mendefinisikan kejahatan selaku tiadanya suatu, sama semacam sebuah lubang yang ialah hilangnya suatu. Leibniz menarangkan kalau tidak semua wujud kejahatan relevan untuk diskursus teodise. Kajahatan itu bisa dipermasalahkan cuma kala bertabiat kontingen. Itu berarti Leibniz mengeksklusi kejahatan metafisis dari diskursus teodise.Â
Terpaut kejahatan raga, sepanjang itu ialah keburukan yang terjalin di alam, misalnya bencana alam, pemicu terbentuknya bisa disimpulkan berasal dari hukum- hukum alam. Tetapi kebalikannya, apabila yang dibahas merupakan penderitaan yang dirasakan manusia, diskursus teodise jadi relevan.Â
Walaupun demikian, mengingat kalau kejahatan raga terjalin akibat kejahatan moral, hingga Leibniz nyatanya lebih menekankan kejahatan moral selaku pokok kasus utama dalam pembahasannya ini.
Dari paparan penjelasan diatas dapat disimpulkan pernyataan kejahatan menurut Gottfried Wilhelm Leibniz menjadi poin -- poin yaitu :
- Tuhan itu sudah pasti bijaksana, maha baik dan Maha Kuasa
- Tuhan tidak akan menciptakan sebuah dunia yang sempurna karena hanya dialah yang sempurna
- Yang diciptakan oleh tuhan bukanlah dunia yang sempurna melainkan " Dunia terbaik yang mungkin ada ".
- Tidak ada sesuatu yang benar -- benar jahat. Segala sesuatu yang ada pasti ada alasannya.
- Jika kita tau alasan Tuhan, kita akan mengetahui apa kebaikan dari munculnya kejahatan tersebut.
David Hume
David Hume merupakan filsuf Skotlandia, ekonom, serta sejarawan. Ia dimasukan selaku salah satu figur sangat berarti dalam filosofi barat serta Pencerahan Skotlandia. Meski mayoritas ketertarikan karya Hume berpusat pada tulisan filosofi, selaku sejarawanlah ia menemukan pengakuan serta penghormatan.
Karyanya The History of England ialah karya bawah dari sejarah Inggris buat 60 ataupun 70 tahun hingga Karya Macaulay. Karya tepenting dari Hume merupakan An Inquiry Concerning Human Understanding ( 1748 ) serta An Inquiry into the Principles of Moral ( 1751 ).
Pemikiran Empirisme
Bawah pemikiran empirisme dari Hume merupakan suatu statment kalau masing- masing pengalamannya mempunyai anggapan. Dari gagasan bawah ini, dia meningkatkan prinsip kalau serangkaian kesan ialah pembuat dari pemikiran serta pengalaman. Untuk Hume, sesuatu pengetahuan berasal dari pengalaman yang berupa kesan yang sudah tersusun secara sistematis di dalam diri manusia.
Pemikiran Hume berupaya mencampurkan rasionalisme dengan empirisme, spesialnya yang berkaitan dengan pengamatan serta percobaan. Hasil dari kedua fasilitas memperoelh pengetahuan ini setelah itu menciptakan kesan- kesan yang membagikan peengertian yang membentuk pengetahuan.