Sudarmaji atau sering disapa Darmaji berposisi sebagai bek kiri PSIM. Mungkin namanya cukup asing ditelinga fans PSIM yang terbilang baru. Darmaji adalah produk kompetisi internal PSIM. Karir sepakbolanya dimulai dari klub HW (Hizbul Wathan). Darmaji mewakili tim Piala Suratin dan Pra PON DIY 1995. Tim Pra PON DIY kala itu juga diperkuat oleh Seto Nurdiyantara, Subowo, Prasetyo S. dan Dedi Setiawan.
“Saya kenal dunia sepak bola sebenarnya sewaktu di Pra PON karena lawan-lawannya para pemai yang sudah jadi seperti Anang Maruf dan Bejo Pra PON Jatim” tutur Darmaji.
Di tim Pra PON DIY kala itu ditangani oleh Bertje Metulapelwa. Darmaji menuturkan bahwa Om Bertje merupakan sosok pelatih yang tahu kelemahan-kelemahan pemain secara detil. “Saya disuruh latihan crossing, keeping, variasi strategi secara rutin” jelas Darmaji.
Darmaji kemudian ikut seleksi PSIM bersama Subowo yang juga rekannya sewaktu di HW. Di PSIM, Darmaji diplot sebagai bek kiri namun tidak jarang posisinya ditukar sebelah kanan bergantian dengan Putut Joko Purnomo. “Kala itu saya debut ketika melawan PSIR Rembang di stadion Mandala Krida” kenangnya.
Darmaji merupakan pemain yang merasakan beratnya kompetisi Liga Dunhill. PSIM terdegradasi ke Divisi I. Kompetisi selanjutnya Darmaji kembali memperkuat PSIM dan berhasil mengantar promosi ke Divisi utama kendati harus kalah dari Persikota Tangerang di final.
Karir Singkat
Tidak ada yang pernah menyangka kapan seorang pemain bola itu selesai. Petaka itu terjadi ketika Darmaji seleksi PSIM untuk kompetisi Ligina 1998/1999 cedera engkel serta lutut menghantam. “Saya sebenarnya sudah disodori kontrak dan ditunggu sampai sembuh namun saya menolak” tutur Darmaji.
Darmaji yang waktu itu berumur 24 tahun harus menutup karirnya lebih cepat. Darmaji menceritakan dirinya sempat drop dan tidak menonton sepakbola di stadion. Kegiatan saya diisi hal-hal yang positif seperti beternak ikan. Memang disayangkan keputusan Darmaji untuk gantung sepatu diusia 24 tahun. Usia tersebut bagi pemain bola khususnya di Indonesia sedang menuju kematangan dalam berkarir.
Darmaji mengawali dan mengakhiri karir semi profesionalnya (begitu dia menyebutnya) di PSIM. Meski sempat “lari” dari dunia sepakbola pasca cedera dan gantung sepatu. Namun dunia sepakbola kembali menarik dirinya bukan sebagai pemain melainkan pelatih sepakbola. Darmaji kini mengantongi lisensi C kepelatihan dan sekarang memasuki tahun kedua di Orion Margaria.
foto: Kedaulatan Rakyat, 1997 - arsip BAWAHSKOR
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H