Mohon tunggu...
Dimas Zimy Zafar Sidiq
Dimas Zimy Zafar Sidiq Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi saya sharing pengetahuan yang saya dapat dengan sumber yang dapat dipertanggung jawabkan yang juga membentuk skill storytelling

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pelaku Maksiat yang Disenangi Allah

27 Mei 2023   21:31 Diperbarui: 27 Mei 2023   21:34 780
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kemudian diluar-luar point pada paragraf sebelumnya itu aku beristighfar. Makannya setelah sholat itu aku berdzikir. Qs 4 ayat 103 "Maka jika anda selesai menunaikan sholat, maka segera berdzikir kepada Allah." Dzikir pertamanya itu, Hadits muslim nomor hadits 571 "Astaghfirullah (3x), Allahumma Antassalaam Waminkassalaam...,".  Astaghfirullah itu 'Ya Allah saya minta ampun'. Kalo dosa merasa banyak dalam sholat bersujud, dalam rukuk minta. Masih kurang sehabis sholat minta lagi. Saat mengucapkan kalimat istighfar itu sambil mengingat dosa, bukan hanya di lisan. Itu yang dimaksudkan Qs 4 ayat 17-18 "Sungguh taubat yang di terima oleh Allah itu adalah orang yang pernah berbuat salah." salah itu bawaan manusia jadi kalo aku nggak pernah salah maka dipertanyakan "aku ini manusia apa malaikat?" cuman malaikat yang nggak pernah salah Qs 66 ayat 6 "malaikat nggak pernah salat, nggak pernah maksiat. Mengerjakan tugas sesuai porsinya".

Jadi kalo aku mengharapkan kesempurnaan seseorang maka percuma karna aku ini manusia. Sama persis pasangan hidup, kalo aku mengharapkan calon istri yang sempurna heh kamu salah nikah harusnya aku cari malaikat. Jadi kalo nanti istri melakukan kesalahan wajar karna manusia cuman jangan di ekspos kesalahannya. Kalo setan kebalikan dari malaikat selalu kenal salah nggak kenal benar dan setan nggak mau taubat atas kesalahannya. Manusia pertengahan diantara keduanya kenal salah tapi kenal benar juga maka taubat. Jadi kalo ada manusia yang menyatakan dirinya manusia melakukan salah tapi nggak taubat maka tanya dia itu manusia atau.... .

Makannya taubat. Taubar itu terus makannya disebut tawwa, tawwab itu nggak berhenti. Jadi kalo sekarang belum kerasa perubahannya terus taubat jangan berhenti. Misal sekarang taubat terus berbuat maksiat lagi terus berulang, taubat lagi terus jangan berhenti bila perlu imbangi kemaksiatan yang aku lakukan dengan taubat/ketaatan. Jangan berhenti sampai aku merasakan buruknya perbuatan tersebut hingga membenci perbuatan itu. "Dan kalaupun aku wafat pada saat tersebut aku akan dihitung wafat dalam keadaan berusaha taubat." That's the point. Ingat kisah seorang pembunuh yang membunuh 100 orang kemudian dia berusaha taubat hendak datang ke majlis ilmu namun wafat di perjalanan. Dihitung oleh Allah.

Kalo Allah sudah senang dengan seorang hamba itu dia akan menghilangkan yang kurang baik, nah nanti akan diganti dengan didatangkannya yang baik-baik. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun