Mohon tunggu...
Dimas Yuri Ramdhana
Dimas Yuri Ramdhana Mohon Tunggu... Lainnya - Editor dan Penulis Lepas

https://www.froyonion.com/news/potensi-diri/kejar-cita-cita-ala-charles-bukowski

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Nasi Gandul di Jalan Sabang

6 Juli 2023   21:21 Diperbarui: 7 Juli 2023   09:23 465
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kami berdua sangat menyukai museum. Kami sangat suka dengan pameran, pentas seni, dan semacamnya, baik itu seni rupa, seni musik, ataupun pertunjukan. Akan tetapi, tulisan ini bukan tentang perjalanan ke museum.

Siang itu, saat masih di depan pagar, mobil sudah menyala, tiba-tiba Nona bilang, "Sebelum ke museum, aku mau ajak kamu ke suatu tempat."

"Ke mana?"

"Tempat makan di Jalan Sabang. Yuk, kita jalan dulu saja."

Tentu saya bersemangat. Jalan Sabang adalah jalanan dengan kuliner lawas dan legendaris. Letaknya ada di belakang Gedung Sarinah, namun tidaklah persis.

Kami melewati kawasan Antasari, Blok M, Senayan, sampai Bundaran HI. Dari pemandangan jalan layang nontol hingga gedung-gedung layaknya pohon-pohon di sebuah hutan, namun ini di perkotaan. 

Siang itu Jakarta cukup ramai pada akhir pekan, namun kemacetan belum membludak. Kami sampai di Sabang pukul dua siang dan langsung dapat tempat parkir di sisi sebelah kanan jalan.

"Kalau siang hari pas hari kerja pasti sulit dapat parkir. Kawasan ini, kan, ramai sama karyawan perkantoran buat cari makan siang," ucap saya bergumam sendiri.

Nona menunjuk ke seberang. Terpampang sebuah tulisan di atas sebuah tempat makan, "Nasi Gandul Khas Pati". Saya langsung memicingkan mata memusatkan perhatian pada tempat makan yang dimaksudkan.

Tempat makan itu tampak imut. Ia kecil sekali seakan-akan hanya disisakan di ujung bangunan. Meskipun demikian, tempatnya bersih dan nyaman.

Kami beruntung saat datang tidak ada yang sedang makan. Kami bisa bebas memilih tempat duduk di mana saja. "Tempat ini milik kami! Sudah kami kuasai! Akan kami tancapkan bendera Depok di sini! Jangan lupa juga patung belimbing!" Saya tidak betulan berkata begitu. Hanya di dalam khayalan saya.

Tempat ini tidak hanya menjual nasi gandul. Ada menu lain juga seperti soto kudus. Namun, kami memesan nasi gandul untuk masing-masing karena memang tempat ini signature-nya adalah nasi gandul dan Nona ingin memperkenalkannya pada saya.

Sebelumnya, saya tidak tahu bahwa ada makanan ini. Apa itu nasi gandul? Apa filosofinya? Apakah nama itu ada hubungannya dengan falsafah dari Tanah Jawa, khususnya daerah Pati.

Sibuk dengan pertanyaan yang tak perlu dijawab, pesanan kami sudah datang duluan. Ternyata, nasi gandul adalah nasi yang diberi kuah santan pekat dengan daging suwir, bawang goreng, dan telur rebus yang sepertinya dipindang.

Disediakan juga satu piring dengan isi sate ati ampela, sate telur puyuh, tempe, tahu, dan perkedel, seperti halnya kalau makan bubur yang menyediakan toping berbagai macam sate. Pada tahap ini, saya tak bisa menolak telur puyuhnya.

Nona menyodorkan tempat sambal. "Aku tahu kamu akan suka ini." Saya menatapnya heran, tapi saya tahu dia selalu benar perihal makanan. Perihal lain dia juga selalu benar sih.

Saya buka tutup tempat sambalnya dan benar saja, kesukaan saya, isinya sambal kecap yang sudah diracik dengan bawang-bawang, terasi, gula jawa, dan cabai yang sudah diproses lebih dulu sehingga membuat sambal ini jadi lebih kental. Jadi tidak seperti sambal kecap yang biasanya. Saya suka. Seperti buatan nenek saya. Enak sekali dicampur ke kuah dan nasi yang basah.

"Bagaimana? Tempatnya, makanannya? Enak?" tanya Nona.

Saya mengangguk-angguk riang. "Rekomendasi kamu memang tak pernah salah."

"Kalau begitu...." Wajah Nona berubah. "SEKALI-KALI KAMU YANG AJAK AKU JALAN DULUAN DONG!" Lembut, namun dengan penuh penekanan.

"I-iya, Bu." Saya tak berkutik.

Dok Pribadi
Dok Pribadi

Dok Pribadi
Dok Pribadi

Dok Pribadi
Dok Pribadi

Dok Pribadi
Dok Pribadi

Dok Pribadi
Dok Pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun