Mohon tunggu...
Dimas Yuri Ramdhana
Dimas Yuri Ramdhana Mohon Tunggu... Lainnya - Editor dan Penulis Lepas

https://www.froyonion.com/news/potensi-diri/kejar-cita-cita-ala-charles-bukowski

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Nasi Gandul di Jalan Sabang

6 Juli 2023   21:21 Diperbarui: 7 Juli 2023   09:23 465
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tempat ini tidak hanya menjual nasi gandul. Ada menu lain juga seperti soto kudus. Namun, kami memesan nasi gandul untuk masing-masing karena memang tempat ini signature-nya adalah nasi gandul dan Nona ingin memperkenalkannya pada saya.

Sebelumnya, saya tidak tahu bahwa ada makanan ini. Apa itu nasi gandul? Apa filosofinya? Apakah nama itu ada hubungannya dengan falsafah dari Tanah Jawa, khususnya daerah Pati.

Sibuk dengan pertanyaan yang tak perlu dijawab, pesanan kami sudah datang duluan. Ternyata, nasi gandul adalah nasi yang diberi kuah santan pekat dengan daging suwir, bawang goreng, dan telur rebus yang sepertinya dipindang.

Disediakan juga satu piring dengan isi sate ati ampela, sate telur puyuh, tempe, tahu, dan perkedel, seperti halnya kalau makan bubur yang menyediakan toping berbagai macam sate. Pada tahap ini, saya tak bisa menolak telur puyuhnya.

Nona menyodorkan tempat sambal. "Aku tahu kamu akan suka ini." Saya menatapnya heran, tapi saya tahu dia selalu benar perihal makanan. Perihal lain dia juga selalu benar sih.

Saya buka tutup tempat sambalnya dan benar saja, kesukaan saya, isinya sambal kecap yang sudah diracik dengan bawang-bawang, terasi, gula jawa, dan cabai yang sudah diproses lebih dulu sehingga membuat sambal ini jadi lebih kental. Jadi tidak seperti sambal kecap yang biasanya. Saya suka. Seperti buatan nenek saya. Enak sekali dicampur ke kuah dan nasi yang basah.

"Bagaimana? Tempatnya, makanannya? Enak?" tanya Nona.

Saya mengangguk-angguk riang. "Rekomendasi kamu memang tak pernah salah."

"Kalau begitu...." Wajah Nona berubah. "SEKALI-KALI KAMU YANG AJAK AKU JALAN DULUAN DONG!" Lembut, namun dengan penuh penekanan.

"I-iya, Bu." Saya tak berkutik.

Dok Pribadi
Dok Pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun