Mohon tunggu...
Dimas Wibisono
Dimas Wibisono Mohon Tunggu... Mahasiswa - Im a Fallen Trees

Seperti Api.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

"The Social Dilemma" Film yang Mengungkap Manusia Hanya Kelinci Percobaan

17 Juli 2021   00:12 Diperbarui: 17 Juli 2021   00:16 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Hai Generasi Z! Kita adalah Generasi dimana lahir dari Tahun 1995 sampai dengan 2010. Generasi Z adalah generasi yang lebih cemas, rapuh dan sangat tertekan melebihi dari generasi yang sebelumnya. Dan mereka pun sangat kurang nyaman dalam mengambil resiko dalam kehidupan.

Bicara soal Generasi Z, saya termasuk ke golongan itu, Apa yang membuat Generasi Z merasa kehilangan sesuatu yang membuat mereka sangat cemas ? Iya benar, Smartphone mereka. Teknologi saat kini sangatlah meraja lela dikalangan remaja dan sampai mempengaruhi mental mereka. Hal ini sangat perlu ditindak lanjut karena bagi saya ini sangat bisa menjadi sesuatu yang mengerikan bagi kehidupan selanjutnya. Setiap sesuatu pasti ada sisi positif dan sisi negatifnya. Saya telah menemukan Dokumenter dari platform Netflix yang berjudul " THE SOCIAL DILEMMA" yang menceritakan bagaimana awal teknologi dibuat dengan maksud yang mulia namun hal ini menjadi mimpi buruk bagi sebuah kehidupan sekarang. Film dokumenter ini berdurasi sekitar 90 menit dan diproduksi oleh Jeff Orlowski dan di release di Netflix pada 9 September 2020. Di kesempatan ini saya akan sedikit review film ini dan mengaitkan di kehidupan saya pribadi dan mungkin saja sama dengan apa yang kalian alami.

Scene awal memperlihatkan bagaimana narasumber yang dimana mereka adalah mantan pekerja di sebuah platform tertentu, seperti Twitter, You Tube, Instagram dan Google. Di awal pembentukan sebuah platform pegawai pegawai tersebut sangatlah bangga karena ciptaan mereka bisa sangat membantu kehidupan manusia seperti bisa mempertemukan anggota keluarga yang hilang sampai bisa menemukan donor organ.

'Film Dokumenter sangat khas dengan fakta dan data yang mereka berikan ke penonton, seperti halnya film ini yang banyak sekali data dan fakta yang sangat akurat di jelaskan para narasumber mereka yang berasal dari mantan mantan pekerja dari berbagai Platform tertentu. Fakta dan data itu membuat saya sedikit merinding dan membuat saya semakin tertarik menontonnya. Tidak ada satupun narasumber di film tersebut yang berniat buruk, semua membuat platform ini dengan bertujuan baik namun dampak negatif yang sering bermunculan seiring waktu dan sulit untuk dijelaskan.

Alur cerita fil " The Social Dilemma " ini sangat rapi dimana pembawaan berita data dan faktanya semakin kesini makin mudah dipahami orang awam seperti saya , dan penyampaian data sangat To the point di pertengahan film ini yang membuat semakin penasaran dan masih semangat untuk menonton. Film bekerja sama dengan narasumber orang orang pilihan yang pernah bekerja di platform tertentu seperti Google Ethic Architect ( Tristan Harris ), Former dari Supervisor Pinterest ( Tim Kendall), Social Psychologist of NYU Stern School of business ( Jonathan Haidt. PhD). Mereka menceritakan keluhan mereka masing-masing disertai data yang mereka keluarkan, dan memang benar data yang mereka ucapkan adalah benar sesuai keadaan sekarang ini yang kita rasakan sebagai Genereasi Z.

Film ini menjelaskan bagaimana hancurnya mindset orang di zaman sekarang, semua diluar dugaan mereka-mereka yang telah membuat hal besar ini dan tidak sesuai apa yang mereka harapkan dimana mereka pertama kali membuatnya.Banyak hal yang terjadi tanpa sepengetahuan mereka. Berikut yang disampaikan dari film tersebut hal hal bagaimana teknologi membuat kerusakan dalam kehidupan dunia sekarang :

1. Dari berita palsu yang sangat mengancam masyarakat seluruh dunia.

2. Aplikasi yang sangat memperngaruhi Psikologis perilaku anak anak zaman kini.

3. Merubah anak muda menjadi tidak peduli dengan hal sekitar.

4. Dismorfia Sanpchat dengan pasien muda yang ingin operasi wajah agar terlihat mirip seperti di filter.

 

bahkan kelompok ISIS mengilhami pengikut mereka di sosial media, dan kini dengan White Supremacy juga ikutan dengan hal tersebut.

Maraknya Maraknya berita palsu membuat pertumpahan darah dan membuat pecah belah. Hal ini pun sama dengan negara kita saat pemilihan presiden berlanjut negara ini sedang tidak baik baik saja, banyak berita hoax yang bertebaran dan membuat 2 kubu yang saling melontarkan kata kata yang tidak seharusnya diucapkan. Sebagai negara yang menjunjung demokrasi kita sebaiknya menaati aturan yang sudah dibuat di Undang-Undang. Namun kekacauan masa itu tidak bisa dibendung lagi. Banyak pertumpahan darah dan pecah belah dan ini semua karena berita palsu yang meluas membuat mimpi buruk ini terjadi, begitu mengerikan efek dari Sosial Media.

Kita telah berubah dari era informasi menjadi era disinformasi. Dirasa apa yang mereka buat ( Platform ) tersebut sudah mulai mengikis struktural sosial dari cara kerja masyarakat. Film ini mengajari bagaimana berhati-hati saat membaca berita, perlu dilakukan cross check saat membaca berita agar terhindar dari hoax, dan jangan membaca judulnya saja kita perlu tahu isi berita tersebut. Banyak keluhan yang ada di Industri teknologi saat ini seperti skandal, pencurian data dan kecanduan teknologi. Apa Penyebabnya ? Apakah dunia ini baik baik saja ?

1. Mindset dan otak kita "sengaja"diatur dan dijebak untuk agar betah lama bermain sosial media.

2. Kita sebenarnya adalah produk yang dijual oleh mereka.

3. Kita adalah sebagai " Kelinci Percobaan" untuk mereka agar kita tetap melihat iklan mereka.\

4. Bahaya yang besar akan datang jika sosial media terus menggerus otak manusia.

5. Google secara tak kasat mata telah memanipulasi kita dan mengambil data kita tanpa kita tahu.

Narasumber Tristan Harris mengatakan bahwa pengiklan membayar produk yang kita gunakan, pengiklan adalah pelanggannya, Yang sebenarnya terjadi adalah kitalah yang dijual. Ada pepatah mengatakan "Jika kau tak membayar produknya berarti kaulah produknya". Banyak yang mengira Google sebagai kotak pencarian dan Facebook hanya tempat untuk kabar teman teman. Namun kamu tidak sadar merka bersaing memikat perhatianmu. Banyak menganggap internet itu gratis namun itu semua tidak benar, semua itu dibayar oleh pengiklan. Kenapa pengiklan membayar perusahaan itu ? Karena mereka membayar untuk menampilkan iklan mereka ke kita dan kitalah produknya.

Tidak perlu jauh jauh mencari contoh, seperti halnya You Tube yang terus menampilkan iklan ditengah video yang kita tonton. Teknologi tau apa yang kita cari dari apa yang kita search selama ini . Mengumpulkan data yang penting dan mereka mendapatkan itu secara cepat, merka menjual kepastian agar itu berhasil mereka butuh banyak data untuk diambil.

Perusahaan internet bisa meraup Triliunan Dollar karena menjual prediksi saham manusia dalam skala yang sangat besar , bagaimana tidak sekelas platform seperti halnya Instagram yang mencapai lebih dari 1Miliar unduhan, You tube dan Facbook yang melebihi 5 Miliar unduhan. Maka semakin banyak data yang mereka dapat maka mereka akan mendapatkan untung yang sangat besar. Pengguna Internet sebenarnya mereka sedang diawasi, dilacak dan diukur. Setiap tindakan yang kita lakukan dipantau oleh mereka dan mereka semua tau. Data yang kita berikan ke Facebook mereka apakan data itu ? mereka membuat model yang memprediksi tindakan kita. Semua itu ditenagai oleh algoritme yang betugas mencari tahu apa yang harus ditunjukkan agar jumlahnya terus naik ujar Tristan Harris pada wawancara di film tersebut. Ini membuat kita semakin tau bagimana mengerikannya sebuah korporat yang bekerja mencari data tanpa sepengetahuan kita.

Dalam hal seperti ini ada hal yang bisa membantu kita agar tidak terpengaruh maupun kecanduan sosial media, berikut caranya :

1. Kurangi Bermain Smartphone

Membaurlah bersama teman dan keluarga dan teman disana, kita adalah mahluk sosial juga butuh komunikasi secara langsung terhadap sesama.

2.Alihkan Fokus ke yang lebih penting

Semakin banyak waktu yang dihabiskan didunia maya membuat kamu membutuhkan waktu lebih banyak melakukan hal lain, maka dari itu cobalah untuk fokus pada satu hal yang penting sehingga kamu bisa mudah mengontrol kembali kehidupan yang lebih produktif.

3. Cari Hobi Baru 

Banyak hal yang baru dan bermanfaat diluar sana yang bisa kamu lakukan daripada mengeluarkan waktu yang cuma cuma di sosial media.

4. Perbanyak Sosial di Dunia Nyata

 Kehidupan tidak semua soal bagaimana kita banyak banyakn follower dan tag tag sesama lain di sosial media. Kita mahluk sosial yang butuh interaksi sesama. Banyak hal baru siluar sana seperti teman baru dan wawasan baru yang menunggu.

Di film " The Social Dilemma " mengajarkan bagaimana sosial media bekerja, seperti halnya dalam dunia sulap itu hampir seperti ahli saraf dan psikologi pertama karena mereka memahamiyang orang orang pikirkan. Dalam teknologi kita hanya sebagai " Kelinci Percobaan" yang hanya dipaksa untuk melihat iklan agar mereka mendapatka uang yang banyak. Sosial media bukan alat yang menunggu untuk digunakan, mereka punya tujuan dan cara sendiri untuk memperoleh psikologimu melawan dirimu. Kecanduan itulah yang digunakan mereka untuk memanipulasi kita agar otak kita selalu memikirkan sosial media sehingga kita tidak bisa  meninggalkannya. 

Jonathan Haidt . PhD Social Psychologist of NYU Stern School of Business berkata bahwa ada peningkatan besar dalam kecemasan remaja Amerika yang dimulai pada antara tahun 2011 dan 2013. Jumlah gadis remaja dari 100.000 gadis di negara itu yang dirawat di rumah sakit setiap tahun karena menyayat dan melukai diri sendiri. Angka itu cukup stabil sampai sekitar tahun 2010-2011 lalu naik sangat pesat , naik 62% untuk gadis remaja lebih tua dan naik 189% untuk gadis pra remaja, itu hampir tiga kali lipat. Lebih mengerikan lagi bunuh diri adalah tren yang dialami disana. 

Lalu scene memperlihatkan dimana Google mempunyai program yang disebut "IA"dimana Google punya banyak ruang yang sangat besar, sebagian ada di dalam tanah dan sebagian berada dibawah air yang hanya berisi komputer.  Mereka saling terhubung dan menjalankan program yang sangat rumit dan saling mengirimkan informasi dan data. Bisa disimpulkan bagaimana mengerikan sebuah perusahaan teknologi yang sangat besar terhadap kehidupan manusia saat kini, betapa mengerikan bagaimana sosial media mempengaruhi otak manusia saat ini.

Memang benar jika teknologi selalu menggiring kita ke iklan secara terus menerus, seperti halnya kita mencari apa yang kita inginkan di Platform belanja online. Namun dimanapun kita membuka aplikasi itu selalu ada iklan dan iklan itu berisi barang apa yang kita cari. Ada pula kejadian yang sangat aneh yang pernah saya alami dimana saya dan teman saya sedang membahas suatu hal tersebut tanpa saya cari di Smartphone saya. Ternyata hal tersebut memang benar muncul di beranda aplikasi smartphone saya dan membuat saya terkejut dan sedikit merinding, darimana mereka tahu apa yang sedang kita bicarakan ? walaupun kita tidak mencari itu di smartphone kita ? Apakah itu hanya kebetulan ? 

Sosial Media bisa kalian manfaatkan untuk hal baik seperti halnya : 

1. Menjadikan kalian sebagai Influencer yang baik, sehingga kalian mendapatkan trafic dan penghasilan secara halal.

2. Membuat karya yang bermanfaat untuk sesama agar saling membantu.

3. Please Do Your Magic, siapa yang tidak tau hal ini. Banyak pengguna media sosial menggunakan kesempatan ini untuk saling membantu sesama lainnya seperti menolong orang yang sedang membutuhkan.

4. Sosial media banyak hal pengetahuan sehingga kita bisa belajar secara otodidak.

5. Kita bisa langsung tahu apa yang ingin kita cari dengan cara searching di Google.

6. Bisa memanfaatkan Platform untuk mencari pekerjaan maupun teman teman baru diluar sana.

Sekian semoga topik ini bermanfaat untuk kalian dan semoga Indonesia semakin membaik dalam hal teknologinya. Dunia ini membutuhkan kita kawula muda yang kreatif dan bijaksana demi generasi selanjutnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun