Mohon tunggu...
Dimas Prasetyo
Dimas Prasetyo Mohon Tunggu... Administrasi - Mahasiswa

Menulis adalah mengeluarkan energi yang negatif dalam diri dan dijadikan sebuah rangkaian kata yang menjadi kalimat per kalimat

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Zaman Semakin Terbuka Bahwa Standar Cantik Bukan Lagi Putih Mulus

4 Maret 2020   13:34 Diperbarui: 4 Maret 2020   13:37 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita telah mengetahui sejak lama bahwa standar kecantikan wanita adalah dengan mempunyai badan yang langsing, tinggi semampai, putih, dan berambut panjang. Standar kecantikan ini terus menjadi standar semua wanita untuk bisa jadi yang paling cantik dengan mencoba berbagai macam cara untuk bisa memikat hati pria. Namun ada banyak masalah yag seharunsya itu tidak terjadi, seperti membeli makeup yang salah dan berakibat merusak wajah, jatuh sakit karena meminum suplemen yang tidak cocok dan lainnya hanya untuk menjadi orang lain dengan bergaya dan memiliki sifat seperti layaknya sang idola dan tentunya diet mati matian untuk bisa mempunyai tubuh yang ideal, yaitu kurus. 

Sebagai manusia biasa kita seharunsya bisa peduli dengan diri kita apa adanya, mungkin kita bisa mengubahnya namun tidak mencapai hasil yang maksimal itu tidak apa, lebih baik apa adanya dan mulai menghargai hidup yang terus berjalan, bagaimanapun keadaanmu, bagaimana betuk tubuhmu kamu masih memiliki keluarga dan juga sahabat yang tetap mencintaimu. Kamu juga bisa menjadi seorang yang berpendirian tanpa harus ikut ikutan trend yang sedang berjalan serta menjadi wanita idaman tanpa mengikuti ekspektasi orang lain. 

Makin kesini makin banyak yang sudah memahami bahwa iklan dengan model cantik ternyata telah cantik dari sananya, masyarakat sudah semakin cerdas, hanya saja standar cantik tersebut masih melekat dikepala kita semua. Memang sulit rasanya untuk move on dan mulai menghagai diri sendiri dan mencintai diri ini. Karena kita di bombardir oleh social media yang begitu cepat dan memberikan informasi sehingga saat kita mulai mencoba mencintai diri, tiba tiba saja kita mulai lesuh, merasa tidak dihargai bahkan dibilang tidak update (kudet) hingga akhirnya menyerah dan kembali ke kebiasaan lama agar pengakuan dalam pergaulan tetap ada.

Hampa rasanya bila tidak ada pengakuan seakan dijahui tapi tidak mempunyai kesalahan. Bila tidak berhasil mengikuti trend, pengkuan juga belum muncul bahkan seakan gagal dalam branding diri yang menjadikan kesehatan mental kita terganggu yang pada akhirnya menimbulkan stres karena tidak sesuai dengan yang diharapkan.   

Namun kita harus menyematkan tanda terima kasih kepada artis Tara basro yang berani menampilkan sebagai perempuan apa adanya, tanpa ada embel embel berkulit putih, justru Tara Basro membuktikan diri bahwa ia sukses atas kerja keras. Sukses menjadi aktris ternama dan banyak membintangi film.

Tara Basro pun adalah seorang perempuan berkulit sawo matang. Ia adalah contoh pemberani yang mendobrak standar wanita yang sejak lama terkurung dalam gelembung putih dan langsing.Kita bisa mencontoh keberaniannya dan tentunya menjadi trigger bagi semua wanita Indonesia untuk mulai mencintai diri sendiri dan menghargai diri. Siapapun kamu, apapun warna kulitmu, semua wanita itu berhak cantik dan memang berkodrat cantik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun