Mohon tunggu...
Dimas Tri Pamungkas
Dimas Tri Pamungkas Mohon Tunggu... Guru - Author

Author

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Risalah Merah Kaum Tani

27 Juli 2019   23:14 Diperbarui: 27 Juli 2019   23:26 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kebudayaan seperti dalam riset Aidit dan perbincangan kaum tani di Jawa Barat, merambah ke moralitas masyarakat. Masyarakat yang terdiri dari kumpulan manusia dan bekerja sebagai makhluk sosial. Moralitas semakin menurun didalam perkembangan masyarakat yang dewasa ini, seperti beristri banyak, pelacuran, perjudian dan minum-minuaman keras. 

Untuk pelacuran sendiri tidak bisa terlepas dari keadaan perekonomian yang timpang di kehidupan kaum tani, sehingga wanita-wanita dari kalangan kaum tani yang terjerumus dalam pelacuran mencari pelanggan di kota-kota besar dan terlepas dari masyarakat desa.

Dominasi sisa-sisa feodal didesa juga mengakibatkan sangat terbelakangnya kaum wanita tani, cara hidup dan pemikiran yang sederhana. Mereka menjadi korban diskriminasi di lapangan hak waris, poligami dan korban perkawinan dan perceraian dibawah umur.

"Menurunya moralitas di dalam masyarakat desa adalah akibat dari pengaruh borjuasi kota yang mengadahkan kontak dengan borjuasi desa dan kaum feodal"

Dengan demikian, hasil riset keadaan kaum tani di Jawa barat, untuk persoalan kebudayaan dan moralitas, Aidit dan kaum tani mempertimbangkan kemungkinan-kemungkinan solusi yang tepat untuk mempersempit, membatasi dan kemudian menghilangkan sisa-sisa feodalisme, sistem imperialisme dan eksploitasi kerja kapitalisme. Untuk kemerdekaan dan kesejahteraan kaum tani: buruh tani dan tani miskin.

Revolusi agustus 1945 telah membawa kebebasan dan kesadaran tentang pentingnya pendidikan dan juga kesadaran politik. Organisasi-organisasi dan lembaga-lembaga yang independen mulai bekerja tanpa adanya ikatan dari partai dan kebijakan pemerintah pusat. Kebabasan dan kesadaran menjadi penting, jika tidak melepaskan diri dari persoalan masyarakat. Tetapi, kenyataanya yang berdiri secara independen adalah sasaran empuk bagi kaum feodal, imperialisme dan kapitalisme. 

Pemuda yang bersekolah lanjutan, umumnya adalah dari kalangan masyarakat lapisan atas yang disatu sisi memberikan pengaruh positif terhadap perubahan pikiran di desa-desa, disisi lain pemuda-pemuda itu membawa kebudayaan neo-kolonialis ke desa-desa. 

Dalam artian jalinan dekaden kebudayaan feodal dan borjuis desa dengan dekaden kebudayaan borjuis kota. Tetapi, dibantu dengan kesadaran politik yang kuat, kaum tani memilikih senjata analisa untuk membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Persepsi buruk telah sampai disematkan pada tuan tanah, kabir dan imperialis, sebagai setan-setan desa.

Untuk itu Aidit dengan kaum tani menguatkan gerakan revolusioner, yang mampuh melahirkan pembaruan terhadap pendidikan, kesenian dan adat-istiadat. Dengan memperbaiki pekerjaan agitasi-propaganda, pendidikan pengetahuan umum dengan memperbanyak lektur lulusan PBH dalam bahasa Indonesia dan bahasa daerah, serta kegiatan kesenian progresif, yang mampuh memberikan kesadaran pemikiran penduduk desa. Dengan kerja dfront politik dan ideologi.

Dengan bertumpu pada "Gerakan Revolusioner" Aidit dan kaum tani menyakini sebagai "Penguat front politik dan front ideologi didesa-desa" untuk melahirkan pembeharuan terhadap bobroknya kebudayaan dan moralitas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun