Kemampuan membaca, dapat dilihat dan dihitung dari berapa banyak frekuensi membaca setiap hari. Semakin banyak frekuensi membacanya semakin baik. Membaca tidak hanya buku secara fisik, dapat juga dalam bentuk digital. Seperti buku digital, koran digital, dan sumber digital lainnya.
Menulis dapat dilihat dari hasil karya berapa banyak tulisan dalam bentuk esai, catatan, buku, laporan, dan lainnya yang terkait dengan ilmu pengetahuan yang dikuasai.Â
Dengan guru yang literat, anak menghasilkan peserta didik yang literat. Peserta didik yang mau dan mampu meningkatan kemampuan diri untuk belajar sendiri. Semakin banyak membaca otak kita semakin berisi dan sehat. Dengan otak yang sehat berisi maka akan diperoleh banyak ide. Dari sinilah lahir generasi muda yang bermutu. Semakin baik tingkat literasi seseorang akan semakin baik memberikan peran.
Literasi merupakan kunci kemajuan pendidikan, dimulai dari setiap individu yang ada di sekolah. Itulah 5 tulisan yang terkait problematika pendidikan di Indonesia. Perubahan kurikulum tidak akan berdampak signifikan, tanpa adanya perbaikan dari 5 komponen yang telah dibahas sebelum. Â Semoga pendidikan kita semakin baik, penulis sebagai guru sejati dan penggerak literasi akan konsisten menyuarakan suara pendidikan dari hati yang paling dalam. Selamat hari guru, Indonesia maju dengan guru yang berkualitas.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H