Tulisan ke-4 dari 5 Tulisan
Perubahan Kurikulum Bukan Solasi Memajukan Pendidikan. TETAPI dimulai dari proses pembelajaran yang berkualitas yang dilakukan oleh guru yang kompeten.Â
Pendidikan merupakan masalah kompleks, yang berhubungan dengan pembangunan manusia. Bukan seperti membuat program komputer atau bangunan gedung. Dengan teori Yang mapan maka segera bisa diselesaikan. Pendidikan membangun SDM yang akan terus berkembang setiap saat. Karena manusia semakin hari semakin mengalami perkembangan.Â
Pendidikan bermutu bisa dimulai dari ruang terkecil yaitu ruang kelas. Di ruang kelas inilah guru mendemonstrasikan apa yang dikuasainya di depan peserta didik. Meskipun guru bukan satu satunya sumber belajar. Guru mempunyai peranan sangat penting dalam pembangunan mutu pendidikan.Â
Oleh karena peranan yang penting, diperlukan  guru guru yang kompeten. Penulis menyajikan salah satu persoalan pendidikan  yang paling Krusial di Indonesia bukan pada  kurikulumnya. Tetapi pada pelaksana kurikulumnya yaitu para guru.Â
Hasil Uji Kompetensi guru yang dilakukan beberapa tahun lalu belumlah menggembirakan, bahkan ada kecenderungan  di bawah standar.Â
Hal ini menunjukan guru guru kita harus mendapatkan perhatian serius. Pemberian sertifikasi belum mampu untuk menyadarkan guru agar meningkatkan kompetensi sendiri.  Sertifikasi baru dapat menyejahterakan guru dari sisi ekonomi. Belum dapat meningkatkan dari sisi kompetensi.Â
Oleh karena itu perlu campur tangan dari pemerintah untuk meningkatkan kompetensi para guru.Â
Model pelatihan guru penggerak dapat meningkatkan kompetensi guru, meskipun belum signifikan. Karena jumlah guru, durasi dan model pelatihan tidak dilakukan secara komprehensif dan menyeluruh.Â
Pelatihan yang campur aduk antara guru TK, SD, SMP, SMA, dan SMK dalam bentuk pelatihan Pemimpin Pembelajaran. Terlihat bukan untuk mempersiapkan sebagai guru profesional yang kompeten. Tetapi mempersiapkan menjadi Kepala Sekolah, yang juga tidak sempurna. Karena model ON IN yang telah dilakukan sudah sangat baik dalam menyiapkan kepala sekolah yang benar-benar kompeten.Â
Balai Guru Penggerak tidak akan mampu untuk melakukan pelatihan secara masif pada semua guru karena keterbatasan SDM dan biaya.Â