KRITIK PELAKSAAN SISTEM PELATIHAN CGP
CATATAN MENJELANG HARI PENDIDIKAN NASIONAL 2 MEI 2024
Â
Pendidikan merupakan alat pemangkas kemiskinan yang paling tajam. Maka semua negara berlomba memperbaiki sistem pendidikan secara masif, menyeluruh, dan konsisten. Indonesia sudah menunjukan hal ini sejak orde baru dengan dibangunnya SD INPRES secara nasional, diangkat banyak guru dari berbagai program pendidikan guru, disebarkan di seluruh Indonesia. Bahkan ITB yang notabene adalah sekolah teknik ikut andil menghasilkan guru guru IPA dan Teknik yang disebarluaskan ke seluruh negeri.
Hasilnya banyak perubahan dari sisi mutu dan kualitas lulusan, meningkatnya angka Angka Partisipasi Kasar (APK) dan menurunnya anak putus sekolah dan anak yang tidak bersekolah.
Banyak anak anak yang orang tuanya miskin dapat sekolah karena berbagai beasiswa dan biaya pendidikan yang murah. Yang kaya bisa memilih sekolah dan miskin berprestasi dapat memperoleh beasiswa.
Pada awal reformasi terjadi perubahan besar karena pemerintah mulai memberi tunjangan khusus daerah terpencil dan sertifikasi guru mulai digagas.
Guru benar-benar diperhatikan, Â setiap 6 bulan ada PKG SJ, semua guru dari daerah terluar atau terpencil dikumpulkan di asrama haji atau pusat pusat pelatihan guru yang sekarang berubah menjadi BGP untuk diberikan pelatihan. Semua guru, Ya semua guru dari daerah khusus benar benar diperhatikan. Â Maka pendidikan di daerah khusus tersebut dapat meningkat secara berlahan. Guru guru kompetensinya dijaga agar tidak terlalu senjang dengan yang di daratan mudah dijangkau.
Waktu terus bergulir, otonomi jauh sesudah lama berjalan. Pendidikan sudah mengalami pasang surut dengan berbagai kebijakan pemerintah.
Ganti Menteri ganti Kurikulum terus berjalan, sementara perhatikan terhadap kualitas guru secara menyeluruh masih kedodoran. Jika ditanya SUDAHKAN PERNAH MENDAPATKAN Â PELATIHAN? Jawabannya Gelengan kepala hampir pada semua guru yang ditanya. Pemerintah pusat dan daerah memang berbagi peran, fisik digenjot melalui dana DAK. Daerah bertanggung jawab dengan peningkatan kompetensi guru. TETAPI bagi tugas ini tidak berjalan dengan baik.
Jika tidak ada DAK maka pembangunan sekolah di daerah akan limbung. Sementara program peningkatan mutu guru oleh pengkot dan pemkab jauh dari harapan. Sementara tuntutan guru yang kompeten terus menjadi keharusan. Jika ingin kualitas pendidikan ditingkatkan kompetensi guri merupakan kata kunci dan keharusan.
Memang ada program guru penggerak. Yang dilakukan sebagai episode mendikbud Nadiem Makarim, TETAPI jumlah guru penggerak yang sekarang sudah mencapai angkatan 9 SANGAT TIDAK SEBANDING dengan jumlah guru yang ada.
Proses CGP terlihat mengutamakan dalam kepemimpinan sekolah, sehingga sepertinya program ini disiapkan hanya untuk menjadi calon kepala sekolah.
Pemerintah ABAI dengan pertimbangan psikologi, metode, materi, dan faktor kependidikan lainnya.
Bagaimana pelatihan dapat dicampurkan antara guru TK, SD, SMP, SMA, dan SMK. Bagaimana mereka memberikan metode yang tepat, kedalaman materi yang pas, solusi penilaian dan unsur-unsur kependidikan lainnya dimana ada perbedaan perlakuan, teknik, dan metode pada setiap tingkatan psikologi.
Proses rekrutmen CGP sudah sangat baik meskipun tidak memanfaatkan Uji Kom yang sudah dilakukan pemerintah.
Perlu perbaikan program CGP dengan membuat kelas sesuai jenjang dan mata pelajaran. Sehingga guru bisa saling belajar metode, teknik, pendekatan, penilaian, dan pendalaman materi yang pas dengan guru sejenis.
Mereka akan tahu apakah materi benar, tekniknya tepat, keluasan dan kedalaman materi memadai.
BUKAN sekedar berbagai ICE BREACKING yang sekarang seolah semua isinya hanya itu.
KRITIK KERAS ini tentu akan membuat telinga memerah, tetapi pendidikan kita memang harus lebih baik. Dengan guru yang kompeten.
Penulis tetap mendorong agar CGP diperbanyak, diperluas jika perlu bagi seluruh guru. Hanya saja isi, teknik, metode, dan pola harus diperbaiki. Gunakan data uji kom. Lakukan secara berjenjang, lakukan pengimbasan, dan dorong pengkot dan Pengkab dengan regulasi sehingga daerah juga mempunyai kewajiban.
Karena kompetensi guru harus dapat dimiliki oleh setiap guru bukan hanya guru tertentu. SELAMAT HARI GURU, SEMOGA KOMPETENSI GURU SEMAKIN BAIK.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H