Setelah melakukan penyajian materi dan ditutup dengan antusiasme siswa-siswi dalam menanyakan berbagai hal tentang mental health. Di akhir pemaparan materi tim memberikan poster ajakan untuk menjaga kesehatan mental dan nantinya poster  tersebut akan ditempel di sebuah titik strategis sekolah. Tim juga memberikan pesan kepada 20 peserta untuk membagikan ilmunya kepada seluruh siswa karena OSIS adalah pion dari siswa-siswi.
Setiap selesai sosialisasi baik pertemuan pertama dan pertemuan kedua, Tim 7 Praksis Sosial juga melakukan pemantauan terhadap siswa-siswi unruk mengetahui apakah ada hasil yang didapatkan setelah sosialisasi. Tim 7 Praksis Sosial mengambil sampel media sosial beberapa siswa-siswi dalam kurun satu minggu dan menemukan tidak ada indikasi postingan yang mengarah kepada ajakan atau tren ke perilaku self harm atau self injury.Tim  juga mendapatkan hasil bahwa sekarang banyak dari mereka yang sudah berusaha menemukan potensi mereka masing-masing untuk mereka kembangkan.Â
Tak hanya itu, siswa-siswi yang sebelumnya terobsesi untuk menjadi seseorang yang mereka idolakan, sekarang hanya menjadikan seseorang yang mereka idolakan menjadi inspirasi, tidak lagi meniru. Lalu siswa-siswi yang tidak percaya diri dengan keadaan mereka sekarang sudah sedikit demi sedikit mensyukuri apapun yang ada pada diri mereka. Perubahan seperti itu dapat menjauhkan siswa-siswi dari perilaku yang mengarah ke self harm atau self injury.
"Setelah sosialisasi ini, saya lebih percaya diri dengan kemampuan yang saya miliki. Tidak ada lagi kata insecure dalam menghadapi masalah bahkan tugas sekolah,berperilaku positif bermanfaat dan stay sehat". Pungkas Marsha Thania setelah sosialisasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H