Mohon tunggu...
Dimas Pangastuti
Dimas Pangastuti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

mari bertukar ilmu, sebab belajar tidak ada kata terlambat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Memelihara Monyet Lucu Adalah Kekejaman? Mengapa Bisa Begitu?

11 November 2021   12:38 Diperbarui: 11 November 2021   13:09 1186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Merawat monyet yang menggemaskan adalah kekejaman? Mengapa bisa begitu?

Manusia dan hewan hidup berdampingan di Bumi ini. Hampir semua orang menyukai hewan mamalia, seperti  Ordo Primata, Artiodactyla. Hewan Animalia, seperti  Ordo Passeriformes, Sphenisciformes. Reptil seperti  hewan-hewan Ordo Ophidia, Lecertilia, Chelonia. dan macam-macam serangga.

Banyak orang rela membayar mahal demi mendapatkan hewan-hewan yang ia inginkan. Ada hewan yang dijadikan koleksi, ada pula yang dijadikan sebagai anggota keluarga mereka. 

Tapi hal yang menjadi masalah adalah banyak dari kita, manusia yang tidak faham bahwa mana hewan yang lazimnya dipelihara, dan mama hewan yang seharusnya hidup di alam liar. Salah satu contoh hewan yang tak layak untuk berada di rumah kita ialah monyet ekor panjang atau Macaca Fascicularis. 

Dengan dalih rasa cinta dan kasih sayang manusia terhadap primata yang dinilai pintar nan menggemaskan ini, banyak orang berbondong-bondong memelihara hewan tersebut sejak usia masih sangat kecil (bayi). Kebanyakan mereka mendapatkan bayi monyet ekor panjang dari pedagang yang ada di kota. T

ahukah kalian, bahwa ada kekejaman yang amat luar biasa dibalik ketersediaan bayi monyet ekor panjang yang diperdagangkan?. Sebelum kita mengulik secara singkat kekejaman yang ada dibalik perdagangan monyet ekor panjang. Berikut adalah beberapa jenis primata yang berkerabat dengan Macaca Fascicularis.

Berbagai Primata yang tersebar di seluruh dunia ini antara lain :

Monyet Dukun atau Mandrillus Sphinx banyak terdapat di Kamerun, Kongo, Gabon dan Equatorial Guinea. Monyet Ekor Singa atau  Macaca Silenus yang berasal dari India Selatan. 

Macaca Fuscata atau monyet Jepang, Babun Hamadryas atau Papio Hamadryas, Beruk Bar-bar atau Macaca Sylfanus yang banyak terdapat di Maroco, Macaca Fascicularis yang tersebar di seluruh Asia Tenggara termasuk Indonesia, serta masih banyak lagi spesies primata lainnya.

Macaca Fascicularis atau monyet ekor panjang menurut Smith (1988) dapat berusia sampai 30 tahun. biasanya monyet ekor panjang membentuk kelompk yang berjumlah 20 hingga 30 ekor dengan jumlah pejantan dewasa 2 hingga 4 ekor. 

Ciri-ciri dari Macaca Fascicularis ialah bulu yang berada di sekujur tubuh berwarna abu-abu  gelap kecoklatan dan terlihat sedikit lebih pudar dibagian perut dan dada. Jambang yang berada di kedua sisi wajah atau pipi, serta panjang ekor 500 hingga 600 mm.

Jenis satwa satu ini tergolong cerdik dan dapat beradaptasi dengan peradaban manusia, tingkah mereka sangatlah lucu dan pintar. Mereka dapat menirukan beberapa aktivitas manusia seperti menonton tayangan youtube, menari, menggunakan telefon genggam dan masih banyak lagi. Hal itulah yang kemudian mendorong manusia tertarik untuk memelihara monyet jenis ini. 

Tak hanya aktivitas manusia, rasa cinta dan kasih induk monyet ekor panjang sama seperti rasa cinta dan kasih seorang manusia terhadap anaknya.

Foto oleh Muhammad Dipo | Yogjakarta
Foto oleh Muhammad Dipo | Yogjakarta

Monyet ekor panjang hanya dapat melahirkan satu ekor anak dan jarang sekali melahirkan dua ekor anak. Dengan masa kandungan 160 hingga 186 hari. Monyet ekor panjang atau Macaca Fascicularis ini akan merawat bayi mereka dalam dekapan mereka hingga sang anak berusia satu tahun. pada fase inilah induk dan anak monyet ekor panjang diburu dengan kejamnya. 

Monyet ekor panjang akan melindungi sang anak dengan mempertaruhkan seluruh hidupnya. Satu-satunya cara agar manusia mendapatkan bayi monyet tersebut adalah dengan menghabisi induk monyet. 

Bisa dengan menembak induk monyet, atau membunuh dengan cara yang keji. Kemudian bayi monyet malang tersebut dipisahkan dengan jasat iduknya dan  akhirnya diperdagangkan di Kota.

Permintan pasar yang meningkat akan bayi monyet. Serta hasrat mansuia memelihara satwa lucu ini demi tren dan konten membuat pemburu sampai saat ini masih genjar melakukan aksi kejinya untuk meraih keuntungan. 

Oleh sebab itu, jika kita membeli bayi moyet sebagai hewan peliharaan itu sama saja kita mendukung berburuan liar dan pembunuhan serta penyiksaan terhadap makhluk hidup. coba bayangkan, tentu akan sangat pilu jika kita berpisah dengan ibu kita tercinta. 

Begitu juga dengan bayi monyet ekor panjang. hanya saja mereka tidak bisa berbicara dan dimengerti oleh kita. mereka tidak bisa mengungkapkan rasa pilu akibat kekejaman pemburu. jika saja mereka bisa bertutur kata, pasti kita akan enggan untuk memisahkan bayi-bayi monyet dengan induk mereka.

Ada cara loh untuk berbagi kasih sayang kita terhadap satwa tanpa menyiksa dan memisahkan mereka dari keluarganya. Caranya adalah dengan peduli akan lingkungan. Tidak menebang pohon, tidak menghambur-hamburkan kertas, tidak menghambur-hamburkan tissue dan cermat menggunakan benda plastik sekali pakai.sesederhana itu kah?  

Yup, benar sekali. Jika kegiatan sederhana seperti itu yang kita mulai  sejak dini dan tekuni tentu akan meminimalisir kebutuhan pohon untuk industri kertas dan tissue. Sehingga habitat monyet ekor panjang atau Macaca Fascicularis serta satwa-satwa cantik dan unik lainya akan terjaga. 

Vegetasi akan sehat, kebutuhan air bersih dan udara bersih akan melimpah. Tentu satwa-satwa akan hidup bahagia di habitat mereka. ingat mencintai tak harus memiliki. 

Kekejaman pada satwa bukanlah tren dan tidak sepatutnya dilakukan oleh kita manusia sebagai makhluk yang beradab. Tuhan menganugerahkan kita akal dan kesempurnaan berfikir agar kita melakukan hal-hal yang baik. Jika kita tidak mampu merubah seisi dunia menjadi baik, maka mulailah dari diri kita sendiri.

Jadilah bagian dari penyelamat lingkungan, sesederhana apapun hal baik yang kita lakukan, jika kita mulai dan tekuni bersama, tentu akan sangat berarti bagi generasi mendatang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun