Adalah kenyataan bahwa Taliban pernah berkuasa. Setelah itu terusir dari pemerintahan akibat campur tangan Amerika. Adalah kenyataan lain kalau hari ini Taliban kembali berkuasa.Â
Ashraf Ghani tak mampu menghadang kekuatan bersorban yang sesungguhnya. Ashraf Ghani akhirnya harus hengkang dari negerinya sendiri yang selama ini dicintainya.
Ketika Taliban berkuasa di era 1996-2021, sangat kasat mata pemerintahan yang ultrakonservatif. Wanita berburqa dan tak boleh beraktifitas secara bebas adalah pemandangan sejarah yang telah dilakukan di masa ia berkuasa.
Pemerintahan yang lebih terlihat fondamentalis, menjadi batu sandungan bagi keberhasilan pemerintahan Taliban saat itu. Dan ujung - ujungnya Taliban harus digulingkan.
Ketika terguling, Â Taliban masih mempertontonkan sebagai sebuah faksi besar. Taliban tak berhenti kendati benar-benar sebagai oposisi. Tak sekadar berada di luar pemerintahan, mereka menganggap pemerintahan yang ada sebagai boneka Paman Sam.Â
Disinilah yang melahirkan militansi. Motivasi perjuangan Taliban diyakini  syariat dan pelaksanaan hukum Islam harus diterapkan.Â
Bagaimanapun juga brainstorm yang memposisikan Amerika sebagai musuh sangat kuat di benak anggota Taliban. Inilah yang membuat mereka solid dan eksis selama campur tangan Amerika ada disana.
Di luar kalkulasi Amerika, sebelum hengkang dari Afganistan, Taliban sudah jauh-jauh hari berhitung untuk merebut kembali tampuk kekuasaan.Â
Dan faktanya, Ashraf Ghani meninggalkan istana kepresidenan sebelum Amerika benar-benar hengkang. Diikuti oleh eksodus warga dan komunitas yang merasa terancam di bawah kekuasaan Taliban.Â
Masyarakat Afganistan dan pendatang merasakan kepanikan yang luar biasa dengan lengsernya Sang Presiden. Taliban sebagai kelompok yang ditakuti?