Setelah wisata Bondowoso dibuka nantinya, saya sebut wisata edukasi menjadi salah satu bagian yang tidak terpisahkan dari pengembangan wisata Bondowoso. Sebut saja Stasiun Kereta Api Bondowoso. Sebagai salah satu stasiun yang memiliki nilai historis yang sangat kuat, tentang Gerbong Maut. Jika subyek wisata ini dikelola secara maksimal, nilai jual wisata Bondowoso akan segera merangkak naik. Lebih - lebih, jika ditindaklanjuti untuk menghidupkan kembali jalur kereta api Panarukan Jember.Â
Kita bisa bercermin pada Kabupaten Ambawara, yang berhasil menghidupkan kembali jalur kereta api yang sudah tidak beroperasi. Dengan spirit pengembangan pariwisata, kereta api ekonomi, dikemas menjadi jalur kereta api wisata. Ketika jalur kereta api dihidupkan, kita menghadirkan suasana masa lalu, dengan kereta uap dalam konteks kekinian.
Jalur Panarukan Jember menyimpan banyak mutiara sejarah yang hilang. Panarukan sebagai kota tua, dan pelabuhan tua dan pernah menjadi nama Kabupaten Panarukan sebelum menjadi Kabupaten Situbondo, sangat menyejarah dan tak boleh dilupakan.
Lantas dari mana kita akan membenahi subyek wisata yang memiliki nilai edukasi? Â Mulai dari diri sendiri untuk mencintai Bondowoso. Dengan 17 Kelompok Sadar Wisata ( pokdarwis ) yang ada di kabupaten Bondowoso menjadi modal dasar untuk memekarkan distinasi wisata Bondowoso.Â
Ketika berislaturahmi dengan Bapak Bupati dan Wabup di Pendopo beberapa waktu lalu, saya mencoba mengemukakan pendapat tentang subyek wisata yang terintegrasi. Â estinasi wisata, penginapan, transportasi, kampung batik, pusat oleh -- oleh menjadi satu kesatuan yang tak terpisahkan.Â
Selamat datang di Bondowoso.
Kaki Ijen,20/08/2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H