Mohon tunggu...
Dimasmul Prajekan
Dimasmul Prajekan Mohon Tunggu... Guru - berbagi kebaikan untuk kehidupan

Anak desa mencari makna hidup

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Prokon Pembelajaran Tatap Muka

9 Desember 2020   21:03 Diperbarui: 9 Desember 2020   21:26 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sementara itu dunia pendidikan, Mendikbud Nadiem Makarim sudah menyalakan lampu hijau, pembelajaran tatap muka akan dimulai Januari 2021. Statemen ini diberikan setelah keluarnya SKB 4 Menteri tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran Tahun Ajaran 2020/2021 di 

Masa Pandemi Covid -19, dan adanya kesamaan persepsi tentang covid-19 itu sendiri. Adapaun yang melatarbelakangi dikeluarkannya SKB 4 Menteri itu, setelah mencermati kondisi yang memungkinkan untuk menerapkan kegiatan pembelajaran tatap muka. 

Tidak sebatas itu, berbagai kesiapan harus menjadi prasyarat dimulainya pembelajaran tatap muka, siap Pemdanya, siap infrastrukturnya, siap gurunya, siap Komite Sekolahnya, dan siap peserta didiknya.

Para pihak yang mendukung dibukanya kembali pembelajaran tatap muka, didasarkan pada fakta dan realita, anak - anak ketika ada di rumah, ternyata waktu - waktu belajarnya lebih banyak dimanfaatkan untuk bermain dengan teman sebayanya. Ada kecenderungan anak - anak terjebak dalam kerumunan - kerumunan kecil di luar rumah tanpa mematuhi protokol kesehatan. 

Pada sisi lain, orang tua sebagai pendamping belajar anak sudah merasakan boring total, tidak bisa memaksimalkan kesempatan belajar anak karena keterbatasan penguasaan ilmu mendidik. Bahkan perasaan jenuh terus bergelayut di dalam benak orang tua untuk menjadi pendamping yang baik sekaligus sebagai guru yang dicintai. Para ibu sudah dapat menyimpulkan sendiri, ternyata begitu sulit menjadi guru yang ideal.

Pada saat bersamaan, munculnya analisis pembelajaran jarak jauh yang dianggap kurang efektif, menjadi pendorong dilaksanakannya gagasan pembelajaran tatap muka. Saya sempat melakukan pengamatan kecil - kecilan selama pandemi berlangsung. 

Mencari tahu tentang pembelajaran yang digunakan di beberapa sekolah dan beberapa orang guru. Kegiatan begitu variatif. Sekolah yang berada di wilayah perkotaan lebih memilih menggunakan pembelajaran moda daring. Sementara sekolah yang berada di pelosok desa cenderung menggunakan moda luring ( luar jaringan ), dengan membentuk kelompok - kelompok kecil 3-5 anak.

Pilihan penggunaan moda daring, bagi sekolah perkotaan karena didukung oleh cultur komunikasi baru yang memaksa orang - orang kota merespon era android yang begitu masif, dan terelakkan lagi. 

Strata kehidupan masyarakat kota secara ekonomi mulai beranjak mapan dan memungkinkan untuk memegang android. Mau tidak mau menjadikan gawai sebagai sebuah kebutuhan sekaligus bagian dari life style seseorang. Bahkan bagi yang berpunya, setiap anggota keluarga sudah memiliki sendiri -- sendiri.

Lain halnya dengan guru di pelosok desa. Mereka sebagian besar, pasrah memilih pembelajaran dengan moda luring ( guru kunjung ). Mereka rela berjibaku dengan setuasi yang memaksanya harus berkeliling mengunjungi beberapa kelompok di tempat berbeda. Itupun harus melintasi hutan belantara, jalan setapak, untuk sampai di tempat tujuan. 

Ketika berjumpa dengan anak -- anak, rasa senang dan bangga tercermin dari wajahnya yang sumringah. Sebab mengalirkan ilmu secara langsung kepada anak -- anak jauh lebih indah dibandingkan pembelajaran hanya melalui android. Kehangatan komunikasi secara langsung mengubur lelahnya perjalanan dari rumah ke sekolah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun