Ada perasaan senang bercampur waswas pada sebagian masyarakat dan orang tua, tatkala pemerintah mengumumkan tentang diperkenankannya pembukaaan sekolah dengan pembelajaran tatap muka pada Januari 2021 nanti.Â
Bergembira karena terlalu lama bagi orang tua menjadi pendamping setia anak -- anak mereka sendiri, dengan teknik pembelajaran seadanya, mereka menjadi guru untuk anak -- anak tercintanya.Â
Pada sisi lain, ia merasakan kegamangan dan rasa waswas yang tak kerkesudahan, jika pembelajaran tatap muka benar -- benar diselenggarakan. Sebab tumbangnya para korban yang terpapar setiap saat selalu mengalami tren kenaikan.
Memang tidak mudah bagi para pengambil kebijakan dan pemerintah daerah untuk memberikan izin membuka sekolah dalam keadaan penularan covid-19 yang kadang datang tak diundang.Â
Apalagi dengan fenomena baru, orang tanpa gejalapun bisa terpapar virus yang mematikan itu. Maka sebagai bentuk kehati -- hatian pemerintah, tidak serta merta memberikan izin membuka sekolah dengan pembelajaran tatap muka.Â
Sekolah -- sekolah di bawah naungan pemerintah provinsipun seperti SMA/SMK, beberapa kali melakukan uji coba untuk kegiatan tatap muka, tapi pada akhirnya memilih untuk melakukan pembelajaran jarak jauh.
Jika pemerintah memberi sinyal untuk membuka sekolah dengan pembelajaran tatap muka, tentu dengan berbagai pertimbangan, beberapa syarat protokol kesehatan harus diterapkan, seperti menjaga jarak 1,5 M, mencuci tangan dengan sabun dan alir mengalir, dan wajib memakai masker.Â
Demikian pula dengan segala kesiapannya. Siap izin dari Pemda, Kepala Sekolah, dan orang tua mewakili Komite Sekolah. Kalau salah satunya tidak berkenan, jangan harap akan terselenggara pembelajaran tatap muka. Pembelajaran akan kembali kepada moda dalam jaringan, pembelajaran jarak jauh.
Permasalahan mendasar adalah hingga saat ini keadaan masih fluktuatif dalam persoalan penularan covid -19. Pekan kemarin, sehari mencapai 8.369 kasus positif covid 19.Â
Hal ini membuktikan keadaan belum bisa diprediksi kapan covid - 19 akan berakhir. Buru - buru mau berakhir, Â justru sebaliknya, peta dan data memperlihatkan kian melonjaknya penularan dari hari - hari sebelumnya. Beberapa daerah yang semula hijau, mendadak berubah kuning bahkan merah.
Saat ini jumlah yang terpapar covid sudah merambah ke semua lini kehidupan. Klaster - klaster baru muncul secara tiba --tiba. Setiap orang yang cenderung tidak mematuhi protokol kesehatan, telah memberi peluang tertularnya covid - 19, dan membuka klaster baru. Bahkan orang - orang yang terdepan dalam penanganan covid -19 seperti dokter dan perawat, harus menjadi korban yang ke sekian kalinya dalam peta penularan covid -19, karena interaksi dengan korban terpapar yang tak terhindarkan lagi.