Mohon tunggu...
dimas muhammad erlangga
dimas muhammad erlangga Mohon Tunggu... Mahasiswa - Aktivis GmnI

Baca Buku Dan Jalan Jalan Live In

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Soekarno di Mata Pramoedya Ananta Toer: Antara Kekaguman dan Kritik

29 Januari 2025   11:41 Diperbarui: 29 Januari 2025   11:48 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://id.carousell.com/p/foto-foto-langka-bung-karno-tempo-dulu-origins-1320874467/photos/

Setelah reformasi 1998, karya-karya Pram yang sebelumnya dilarang mulai mendapatkan pengakuan yang lebih luas. Novel Bumi Manusia, yang pernah dicekal pada masa Orde Baru, kini telah dimasukkan ke dalam kurikulum sekolah sebagai bacaan yang direkomendasikan bagi siswa.

Pengakuan terhadap Pram tidak hanya datang dari dalam negeri, tetapi juga dari luar negeri. Ia beberapa kali masuk dalam daftar nominasi penerima Hadiah Nobel Sastra. Karya-karyanya telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa dan mendapatkan apresiasi dari berbagai kalangan internasional.

Pada tahun 2025, dalam rangka memperingati 100 tahun kelahiran Pramoedya Ananta Toer, diluncurkan gerakan #SeAbadPram. Gerakan ini bertujuan untuk menghidupkan kembali pemikiran, semangat, dan nilai-nilai dalam karya-karya Pram. Festival peringatan ini diselenggarakan di Blora, kota kelahiran Pram, dengan berbagai kegiatan seperti pameran, diskusi, dan pementasan teater.

Kesimpulan

Hubungan antara Pramoedya Ananta Toer dan Soekarno adalah gambaran kompleks tentang interaksi antara seni, politik, dan ideologi di Indonesia pada abad ke-20. Pram mengagumi Soekarno sebagai pemimpin besar yang memiliki visi kebangsaan, tetapi ia juga tidak ragu untuk mengkritik kebijakan-kebijakan yang dianggapnya bermasalah.

Karya-karya Pram menjadi saksi sejarah perjalanan bangsa Indonesia, mulai dari perjuangan kemerdekaan hingga masa-masa penuh gejolak di bawah kepemimpinan Soekarno dan Soeharto. Ia adalah contoh nyata seorang intelektual yang berani menyuarakan kebenaran, meskipun harus menghadapi berbagai konsekuensi berat.

Kini, dengan semakin diakui dan dipelajarinya karya-karya Pram, masyarakat Indonesia diharapkan dapat mengambil pelajaran dari sejarah dan terus memperjuangkan nilai-nilai keadilan, kebebasan, dan kemanusiaan yang selalu diperjuangkan oleh Pram maupun Soekarno.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun