Marhaenisme merupakan ideologi yang diperkenalkan oleh Bung Karno sebagai dasar perjuangan kaum tertindas di Indonesia. Konsep ini menekankan keadilan sosial, distribusi ekonomi yang merata, serta perlindungan terhadap kelompok masyarakat kecil yang bekerja keras untuk menghidupi diri mereka sendiri. Dalam konteks saat ini, di tengah ketimpangan ekonomi yang semakin lebar, Marhaenisme kembali relevan sebagai instrumen perjuangan rakyat kecil untuk memperoleh hak-hak ekonomi dan sosial mereka.
Salah satu fenomena yang semakin terlihat dalam sistem ekonomi Indonesia adalah apa yang disebut sebagai bunuh diri kelas---suatu kondisi di mana kelas menengah yang seharusnya menjadi penggerak perekonomian justru mengalami stagnasi atau bahkan kemunduran karena tekanan ekonomi yang semakin besar. Kondisi ini bukan hanya merugikan individu di dalamnya tetapi juga berdampak pada stabilitas ekonomi nasional. Artikel ini akan mengkaji bagaimana fenomena bunuh diri kelas terjadi dalam konteks ekonomi Indonesia serta bagaimana Marhaenisme dapat menjadi solusi dalam menghadapi persoalan ini.
---
Ketimpangan Ekonomi di Indonesia: Data dan Fakta Terbaru
Ketimpangan ekonomi di Indonesia masih menjadi masalah serius. Data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa pada Maret 2024, tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk Indonesia yang diukur menggunakan Gini Ratio berada di angka 0,379. Angka ini sebenarnya mengalami penurunan dari Maret 2023 yang sebesar 0,388, namun pada September 2024, Gini Ratio kembali meningkat menjadi 0,381, menunjukkan fluktuasi dalam ketimpangan ekonomi.
Ketimpangan ini lebih terasa di daerah perkotaan dengan Gini Ratio sebesar 0,399, dibandingkan dengan perdesaan yang hanya sebesar 0,306. Provinsi dengan tingkat ketimpangan ekonomi tertinggi adalah Daerah Istimewa Yogyakarta dengan Gini Ratio mencapai 0,435, menandakan kesenjangan yang sangat besar antara golongan kaya dan miskin.
Selain itu, upah riil pekerja juga mengalami stagnasi. Dalam beberapa tahun terakhir, kenaikan upah minimum tidak sebanding dengan laju inflasi dan meningkatnya biaya hidup. Banyak pekerja di sektor informal dan UMKM yang mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan dasar mereka, sehingga memperburuk kondisi ekonomi rakyat kecil.
---
Fenomena Bunuh Diri Kelas: Krisis di Tengah Ketimpangan
Konsep bunuh diri kelas menggambarkan situasi di mana kelas menengah yang seharusnya menjadi motor penggerak ekonomi justru mengalami penurunan daya beli dan kesejahteraan akibat tekanan ekonomi yang berat. Dalam beberapa tahun terakhir, kelas menengah Indonesia mengalami penurunan signifikan akibat berbagai faktor, seperti hilangnya pekerjaan, meningkatnya biaya hidup, serta kebijakan ekonomi yang kurang berpihak pada rakyat kecil.