Di persimpangan senja yang temaram,
kulihat hidup mengguratkan luka di dada.
Langit harapan meredup dalam sapuan kelabu,
seperti pelita kecil tersapu angin takdir.
Aku, pejalan di jalanan berdebu,
memikul mimpi yang rapuh bagai daun gugur.
Kekecewaan menancap seperti duri di tapak kaki,
menyakitkan, namun tak pernah menghentikan langkah.
Air mata jatuh,
adalah hujan yang menyiram ladang tekad,
menumbuhkan bunga-bunga keberanian,
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!