Mohon tunggu...
dimas muhammad erlangga
dimas muhammad erlangga Mohon Tunggu... Mahasiswa - Aktivis GmnI

Baca Buku Dan Jalan Jalan Live In

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Michel Aflaq Seorang Yahudi?

19 Desember 2024   10:55 Diperbarui: 19 Desember 2024   10:55 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://new.syrianhistory.com/en/photos/1153?tag=Baath+Party

Michel Aflaq, seorang tokoh yang terkenal sebagai pendiri ideologi Ba'athisme, sering kali dianggap sebagai salah satu figur penting dalam sejarah politik Arab. Namun, ada sebuah perdebatan yang terus berkembang tentang identitas etnisnya, terutama dengan klaim bahwa ia adalah seorang Yahudi. Artikel ini bertujuan untuk membahas Michel Aflaq, asal-usulnya, serta mengeksplorasi klaim kontroversial bahwa ia seorang Yahudi, serta dampaknya terhadap pandangan politik dan ideologinya.

Awal Kehidupan Michel Aflaq

Michel Aflaq lahir pada 9 April 1910 di Damaskus, Suriah, dalam sebuah keluarga yang berasal dari latar belakang Kristen Ortodoks Siria. Ayahnya, seorang pedagang, berasal dari keluarga Arab yang mapan di Suriah. Sebagai seorang anak, Aflaq dilaporkan memiliki kecerdasan luar biasa, yang membawanya melanjutkan pendidikan ke universitas-universitas terkemuka di Prancis, termasuk Sorbonne di Paris. Di Prancis, Aflaq mendalami filsafat, sejarah, dan ideologi politik, yang nantinya memengaruhi pandangan politiknya.

Setelah kembali ke Suriah, Aflaq bersama beberapa tokoh lain mendirikan Partai Ba'ath Arab Sosialis pada 1947, sebuah partai yang mengusung ideologi nasionalisme Arab, sosialisme, dan perjuangan untuk persatuan negara-negara Arab. Aflaq berpendapat bahwa kebangkitan bangsa Arab hanya bisa tercapai jika mereka bersatu, baik secara politik maupun ekonomi. Ba'athisme yang ia usung menekankan pentingnya persatuan Arab dan kemajuan sosial, serta penentangan terhadap imperialisme Barat dan pengaruh asing lainnya di dunia Arab.

Klaim Michel Aflaq Sebagai Seorang Yahudi

Klaim bahwa Michel Aflaq adalah seorang Yahudi pertama kali muncul di kalangan beberapa pihak yang ingin mendiskreditkan dirinya atau ideologi yang ia perjuangkan. Beberapa sumber, termasuk tulisan-tulisan yang mengkritik Ba'athisme, menyatakan bahwa Aflaq memiliki darah Yahudi karena asal-usul keluarga ibunya yang diduga berasal dari komunitas Yahudi Suriah. Namun, klaim ini tidak pernah dapat dibuktikan dengan bukti yang kuat, dan banyak yang menilai bahwa hal tersebut merupakan propaganda atau bentuk fitnah politik.

Aflaq sendiri tidak pernah mengonfirmasi atau menanggapi klaim ini dengan serius. Sebaliknya, ia lebih fokus pada perjuangan politiknya, dan meskipun ia sering mendapat kritik dari kalangan tertentu, baik dari pihak kiri maupun kanan, ia tetap teguh pada pandangannya tentang nasionalisme Arab. Selain itu, banyak catatan sejarah yang menyatakan bahwa Aflaq sangat menghargai budaya Arab dan Islam, meskipun ia tidak pernah menganggap dirinya sebagai bagian dari satu agama tertentu secara eksklusif.

Sebagai sosok yang tumbuh dalam keluarga Kristen Ortodoks, keyakinan agama Aflaq lebih cenderung pada nilai-nilai pluralisme dan toleransi, yang mungkin juga dipengaruhi oleh latar belakang keluarga dan pendidikan yang ia terima. Oleh karena itu, klaim bahwa ia seorang Yahudi cenderung dipandang sebagai teori yang tidak memiliki dasar yang kuat.

Michel Aflaq dan Hubungannya dengan Israel

Salah satu alasan mengapa klaim Aflaq sebagai seorang Yahudi mendapat perhatian adalah hubungan ideologi Ba'athisme dengan masalah Palestina dan Israel. Ba'athisme, yang digagas oleh Aflaq, menekankan bahwa persatuan Arab adalah kunci untuk melawan imperialisme Barat, yang dalam hal ini sering kali terkait dengan negara Israel, yang didirikan pada 1948.

Meskipun Aflaq dikenal sebagai seorang nasionalis Arab yang tegas dalam mendukung perjuangan Palestina, hubungan antara ideologi Ba'ath dan Israel menjadi topik yang rumit. Dalam banyak kasus, politik Ba'ath berfokus pada penolakan terhadap ekspansi Israel dan penegakan kedaulatan negara-negara Arab di wilayah mereka. Namun, seiring berjalannya waktu, beberapa kalangan menganggap bahwa Ba'athisme memiliki hubungan tidak langsung dengan beberapa kebijakan Israel di dunia Arab, terutama dalam konteks dinamika politik internasional.

Namun, tidak ada bukti nyata yang menunjukkan bahwa Aflaq memiliki hubungan pribadi atau politik dengan Israel. Bahkan setelah kematian Aflaq pada 1989, banyak pendukung Ba'athisme di Suriah dan Irak yang terus memperjuangkan ideologi yang ia ajarkan, dengan fokus pada persatuan Arab dan kebebasan dari pengaruh asing, yang bertentangan dengan kebijakan-kebijakan Israel.

Pandangan Terbaru tentang Michel Aflaq

Dalam beberapa dekade terakhir, Michel Aflaq telah menjadi sosok yang kontroversial di dunia Arab, terutama setelah kekuasaan partai Ba'ath di Suriah dan Irak. Di Suriah, di bawah pemerintahan Bashar al-Assad, warisan Aflaq masih dihormati, meskipun beberapa kebijakan politik yang dijalankan oleh rezim tersebut sering kali dikritik sebagai otoriter. Sementara itu, di Irak, di bawah pemerintahan Saddam Hussein, ideologi Ba'athisme berperan penting dalam mendirikan sebuah negara yang menolak dominasi Barat.

Namun, dalam beberapa tahun terakhir, terutama setelah jatuhnya Saddam Hussein dan perang saudara di Suriah, Ba'athisme telah mengalami banyak tantangan. Meskipun demikian, ideologi yang digagas oleh Aflaq tetap memiliki pengaruh di kalangan segmen-segmen tertentu dari masyarakat Arab.

Aflaq tetap dihormati sebagai salah satu pemikir besar dunia Arab, yang berjuang untuk membebaskan negara-negara Arab dari cengkeraman kolonialisme dan imperialisme. Meskipun klaim bahwa ia seorang Yahudi tetap menjadi topik perdebatan yang kontroversial, lebih banyak orang yang fokus pada pemikirannya tentang persatuan Arab dan perjuangannya untuk membentuk dunia Arab yang lebih adil.

Kesimpulan

Michel Aflaq adalah salah satu tokoh penting dalam sejarah politik dunia Arab. Meski ada klaim bahwa ia seorang Yahudi, tidak ada bukti yang meyakinkan untuk mendukungnya. Yang lebih penting adalah warisan pemikiran dan ideologi yang ia tinggalkan, yang tetap memiliki pengaruh di dunia Arab hingga hari ini. Meskipun kontroversial, Ba'athisme dan perjuangan Aflaq untuk persatuan Arab tetap menjadi bagian dari sejarah panjang pergerakan nasionalis di dunia Arab.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun