Mohon tunggu...
dimas muhammad erlangga
dimas muhammad erlangga Mohon Tunggu... Mahasiswa - Aktivis GmnI

Baca Buku Dan Jalan Jalan Live In

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Bunga Rampai Perjuangan Partai Sosialis Yaman: Dari Masa Kejayaan ke Konflik Kontemporer

18 Desember 2024   14:03 Diperbarui: 18 Desember 2024   14:03 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Partai Sosialis Yaman (Yemeni Socialist Party/YSP) adalah salah satu aktor politik yang memainkan peran penting dalam sejarah Yaman, khususnya selama periode keberadaan Yaman Selatan sebagai negara independen. Berdiri pada tahun 1978, YSP adalah penerus Front Pembebasan Nasional (FNL), yang sebelumnya menjadi motor perjuangan melawan penjajahan Inggris di wilayah Aden. Dalam dekade awal keberadaannya, YSP dikenal sebagai partai yang menganut ideologi Marxis-Leninis dan menjadi kekuatan dominan di Yaman Selatan. Namun, dinamika politik internal dan eksternal, termasuk penyatuan dengan Yaman Utara pada tahun 1990, telah membawa perjalanan YSP pada berbagai tantangan dan perubahan.

Masa Kejayaan di Yaman Selatan

Pada akhir 1970-an hingga akhir 1980-an, YSP adalah satu-satunya partai politik yang berkuasa di Yaman Selatan. Dalam upayanya membangun negara sosialis, YSP menerapkan berbagai kebijakan radikal, seperti nasionalisasi industri dan pelaksanaan reformasi agraria. Kebijakan ini dirancang untuk mengurangi ketimpangan sosial dan menciptakan masyarakat yang lebih egaliter. Selain itu, YSP juga memperkuat hubungan diplomatik dengan Uni Soviet dan negara-negara sosialis lainnya, yang mendukungnya secara finansial dan militer.

Namun, di tengah usaha membangun negara sosialis, YSP tidak lepas dari masalah internal. Perpecahan faksi dan konflik kepemimpinan sering kali mengguncang stabilitas politik di Yaman Selatan. Salah satu insiden besar adalah perang saudara internal pada tahun 1986, yang menyebabkan kerugian besar dalam hal jiwa dan ekonomi. Konflik ini memperlihatkan lemahnya kohesi internal partai dan menjadi salah satu alasan utama mengapa Yaman Selatan kesulitan mempertahankan stabilitas politiknya.

Penyatuan Yaman dan Transformasi Ideologi

Pada tahun 1990, Yaman Utara dan Selatan bersatu menjadi satu negara, Republik Yaman. Penyatuan ini merupakan momen penting dalam sejarah kedua wilayah, tetapi juga membawa dampak besar bagi YSP. Sebagai salah satu partai terbesar di Yaman Selatan, YSP harus beradaptasi dengan sistem politik yang lebih terbuka dan kompetitif di bawah pemerintahan gabungan. Transformasi ideologis juga terjadi, di mana YSP mulai meninggalkan ideologi Marxis-Leninis dan mengadopsi prinsip-prinsip demokrasi sosial.

Sayangnya, penyatuan Yaman tidak berjalan mulus. Ketegangan antara elit politik Utara dan Selatan meningkat, yang berpuncak pada perang saudara pada tahun 1994. Dalam konflik ini, YSP mengalami kekalahan besar, dan pengaruh politiknya menurun drastis. Banyak anggota dan simpatisan partai ini yang menghadapi penganiayaan politik, sementara aset-aset partai disita oleh pemerintah pusat.

Peran dalam Konflik Yaman Kontemporer

Meskipun YSP tidak lagi menjadi aktor politik dominan, warisan ideologis dan pengaruhnya tetap terasa dalam lanskap politik Yaman. Di tengah konflik berkepanjangan yang melibatkan berbagai aktor domestik dan internasional, seperti Gerakan Houthi, Koalisi yang dipimpin Arab Saudi, dan pemerintah resmi Yaman, YSP mencoba mempertahankan relevansinya sebagai kekuatan politik yang menyerukan perdamaian dan dialog.

Kondisi di Yaman saat ini sangat kompleks. Menurut laporan terbaru dari PBB, konflik yang berlangsung sejak 2014 telah menyebabkan salah satu krisis kemanusiaan terburuk di dunia. Sebanyak 24 juta orang, atau sekitar 80% dari populasi Yaman, membutuhkan bantuan kemanusiaan. Laporan keuangan terbaru dari lembaga internasional menunjukkan bahwa kebutuhan dana untuk membantu Yaman mencapai sekitar 4 miliar dolar AS, tetapi hanya sebagian kecil dari jumlah tersebut yang berhasil terkumpul. Kelangkaan bahan bakar, peningkatan biaya hidup, dan runtuhnya layanan publik memperburuk situasi masyarakat Yaman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun