Sebagian kritik terhadap Kemalisme menyoroti kecenderungannya untuk menekan oposisi politik, termasuk gerakan sosial dan buruh. Penindasan terhadap minoritas Kurdi dan pembatasan terhadap organisasi buruh mencerminkan fokus pada stabilitas nasional, yang sering bertentangan dengan prinsip sosialisme yang mengutamakan hak-hak kolektif. Meski begitu, prinsip populisme dalam Kemalisme, yang mendukung peran rakyat dalam pemerintahan, sering digunakan untuk mengklaim bahwa ideologi ini memiliki elemen egaliter.
Kesimpulan
Mustafa Kemal Atatrk tidak dapat dianggap sebagai sosialis dalam definisi klasiknya. Kebijakan dan ideologinya lebih mendekati model pembangunan negara modern yang pragmatis dan nasionalis. Meskipun elemen-elemen seperti statisme dan populisme mencerminkan beberapa kesamaan dengan sosialisme, fokus utama Kemalisme adalah membangun identitas nasional Turki yang kuat dan stabil, sering kali dengan mengorbankan prinsip-prinsip sosialisme. Dengan demikian, dia adalah seorang modernis dan nasionalis yang memanfaatkan unsur-unsur tertentu dari berbagai ideologi untuk mencapai visinya tentang Turki.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H