Mohon tunggu...
dimas muhammad erlangga
dimas muhammad erlangga Mohon Tunggu... Mahasiswa - Aktivis GmnI

Baca Buku Dan Jalan Jalan Live In

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Partai Buruh Israel dan Sikapnya Terhadap Palestina: Masa Lalu, Kini, dan Masa Depan

1 Desember 2024   05:28 Diperbarui: 1 Desember 2024   07:13 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://en.m.wikipedia.org/wiki/Israeli_Labor_Party

Partai Buruh Israel, salah satu organisasi politik tertua dan bersejarah di negara itu, telah lama menjadi pemain penting dalam dinamika politik Israel dan konflik Israel-Palestina. Berdiri sejak tahun 1930-an sebagai Mapai, partai ini memainkan peran utama dalam mendirikan negara Israel pada tahun 1948. Partai Buruh memimpin negara selama beberapa dekade pertama setelah berdirinya Israel, memegang visi pembangunan negara Yahudi yang modern dan demokratis. Namun, hubungan partai ini dengan isu Palestina menunjukkan perjalanan yang berliku-liku, mencerminkan perubahan politik domestik dan geopolitik kawasan tersebut.

Posisi Sejarah dan Komitmen terhadap Solusi Dua Negara

Sejak 1990-an, Partai Buruh dikenal sebagai pendukung utama solusi dua negara, yakni pendirian negara Palestina yang hidup berdampingan secara damai dengan Israel. Pandangan ini diwujudkan dalam Perjanjian Oslo 1993, sebuah tonggak penting dalam sejarah konflik Israel-Palestina. Di bawah kepemimpinan Yitzhak Rabin, perjanjian ini memberikan harapan besar akan perdamaian. Namun, pembunuhan Rabin pada tahun 1995 dan meningkatnya serangan terorisme di kedua belah pihak mengikis kepercayaan pada proses damai tersebut.

Ironisnya, meskipun Partai Buruh mendukung solusi dua negara, pembangunan pemukiman Yahudi di wilayah pendudukan Palestina justru dimulai selama pemerintahan partai ini. Kebijakan ini menjadi paradoks dan menciptakan hambatan besar bagi realisasi negara Palestina yang merdeka. Bahkan hingga kini, pembangunan pemukiman terus menjadi salah satu isu paling kontroversial, di mana lebih dari 500.000 warga Israel tinggal di Tepi Barat, wilayah yang diinginkan Palestina untuk menjadi bagian dari negara mereka di masa depan.

Penurunan Pengaruh dan Tantangan Politik

Dalam dua dekade terakhir, pengaruh Partai Buruh dalam politik Israel mengalami penurunan drastis. Pada pemilu tahun 2019, partai ini hanya berhasil mendapatkan enam kursi di Knesset, sebuah pencapaian terendah dalam sejarahnya. Banyak analis mengaitkan penurunan ini dengan kekecewaan publik terhadap proses perdamaian yang mandek, serta persepsi bahwa partai ini gagal menawarkan solusi konkret terhadap masalah-masalah domestik dan geopolitik.

Kepemimpinan baru di bawah Merav Michaeli sejak tahun 2021 telah memberikan sedikit harapan untuk kebangkitan. Michaeli berhasil menarik kembali perhatian publik dengan memfokuskan agenda pada keadilan sosial dan memperbarui komitmen terhadap solusi dua negara. Namun, tantangan yang dihadapi tetap besar, terutama dengan dominasi partai-partai kanan dan ultranasionalis dalam lanskap politik Israel.

Pandangan Terkini terhadap Palestina

Secara resmi, Partai Buruh tetap berkomitmen pada solusi dua negara sebagai jalan keluar terbaik untuk mengakhiri konflik Israel-Palestina. Namun, dalam realitas politik saat ini, dukungan terhadap solusi ini di kalangan warga Israel telah menurun secara signifikan. Sebuah survei yang dilakukan pada tahun 2023 menunjukkan bahwa kurang dari 40% warga Israel mendukung solusi dua negara, sementara mayoritas menganggap konflik tersebut terlalu kompleks untuk diselesaikan dalam waktu dekat.

Di sisi lain, Partai Buruh di bawah Michaeli mencoba untuk tetap relevan dengan mengajukan kebijakan yang lebih inklusif dan progresif. Partai ini mendesak pemerintah untuk menghentikan ekspansi pemukiman ilegal dan memulai kembali negosiasi damai dengan Palestina. Namun, langkah ini menghadapi tantangan besar di tengah meningkatnya retorika nasionalis dan tekanan dari kelompok sayap kanan yang semakin berpengaruh dalam pemerintahan.

Kaitan dengan Pemukiman Ilegal

Isu pemukiman ilegal menjadi salah satu hambatan utama dalam hubungan Israel-Palestina. Sementara Partai Buruh secara historis bertanggung jawab atas dimulainya pembangunan pemukiman, kepemimpinan saat ini berusaha mengambil jarak dari kebijakan tersebut. Michaeli telah menyatakan bahwa ekspansi pemukiman merusak prospek perdamaian dan bertentangan dengan nilai-nilai demokrasi yang dijunjung tinggi oleh partai. Namun, menghadapi tekanan dari kelompok sayap kanan, upaya ini sering kali gagal memperoleh dukungan luas.

Masa Depan Partai Buruh dalam Politik Israel

Untuk dapat kembali relevan, Partai Buruh harus menjawab beberapa tantangan utama: pertama, membangun kembali kepercayaan publik terhadap komitmennya untuk mencapai perdamaian; kedua, menawarkan solusi konkret untuk mengatasi konflik Israel-Palestina; dan ketiga, memperluas basis dukungannya di kalangan pemilih muda yang cenderung skeptis terhadap politik tradisional.

Sebagai bagian dari strategi ke depan, partai ini dapat memanfaatkan momentum internasional untuk mendorong negosiasi ulang dengan Palestina, terutama dengan meningkatnya perhatian dunia terhadap isu keadilan sosial dan hak asasi manusia. Dukungan dari komunitas internasional, termasuk Amerika Serikat dan Uni Eropa, dapat menjadi pendorong utama bagi Partai Buruh untuk kembali memainkan peran penting dalam politik domestik dan regional.

Kesimpulan

Partai Buruh Israel memiliki sejarah panjang dalam membentuk politik Israel dan kebijakan terhadap Palestina. Meskipun perannya dalam proses damai pernah menjadi sorotan, tantangan yang dihadapi dalam dua dekade terakhir menunjukkan perlunya refleksi mendalam dan strategi baru. Dengan komitmen terhadap solusi dua negara dan kebijakan yang lebih progresif, partai ini berpotensi untuk kembali menjadi kekuatan politik yang relevan.

Namun, tanpa langkah-langkah konkret untuk mengatasi isu-isu mendesak, termasuk pembangunan pemukiman ilegal dan hak-hak Palestina, prospek perdamaian akan tetap menjadi cita-cita yang sulit tercapai. Di tengah lanskap politik yang terus berubah, Partai Buruh harus menunjukkan bahwa ia adalah pelopor perubahan yang mampu membawa Israel dan Palestina menuju masa depan yang lebih damai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun