Pilkada 2024 akan menjadi ajang uji coba koalisi partai-partai politik. Koalisi yang terbukti efektif di Pilkada kemungkinan akan diterapkan kembali di Pemilu. Misalnya, dalam Pilkada 2020, koalisi PDIP dan Gerindra menunjukkan hasil yang cukup baik di beberapa daerah.
2. **Kinerja Incumbent**
  Petahana yang berhasil memenangkan kembali kursi kepala daerah sering menjadi indikator keberhasilan partai pengusungnya. Tingginya tingkat kepuasan publik terhadap incumbent dapat menjadi modal elektoral partai di tingkat nasional.
3. **Mobilisasi Pemilih**
  Pilkada sering digunakan sebagai latihan untuk memobilisasi pemilih dan memperkuat jaringan politik. Partai-partai yang sukses memobilisasi pemilihnya di Pilkada kemungkinan memiliki keunggulan dalam Pemilu.
4. **Isu Lokal vs Nasional**
  Isu yang mendominasi Pilkada biasanya bersifat lokal, seperti pembangunan infrastruktur atau layanan publik. Namun, jika isu nasional seperti ekonomi atau ketimpangan sosial mendominasi Pilkada, hasilnya dapat lebih mencerminkan tren nasional.
### Data Terbaru tentang Pilkada 2024
Hingga saat ini, beberapa partai besar telah mengumumkan kandidat mereka untuk Pilkada 2024 di berbagai daerah strategis. PDIP, sebagai pemenang Pemilu 2019, telah menargetkan untuk mempertahankan dominasi mereka di daerah-daerah kunci seperti Jawa Tengah dan Bali. Sementara itu, Gerindra dan PKB, yang membentuk koalisi strategis, berusaha memperluas basis dukungan mereka di Jawa Barat dan Jawa Timur .
Di sisi lain, partai-partai baru seperti Partai Gelora dan Partai Ummat mencoba memanfaatkan Pilkada sebagai batu loncatan untuk membangun pengaruh politik menjelang Pemilu 2029. Meskipun mereka masih memiliki tantangan besar dalam hal struktur dan jaringan, keberhasilan mereka di Pilkada akan menjadi sinyal kekuatan baru di politik nasional.
### Potensi Keterkaitan dengan Pemilu 2029