Mohon tunggu...
dimas muhammad erlangga
dimas muhammad erlangga Mohon Tunggu... Mahasiswa - Aktivis GmnI

Baca Buku Dan Jalan Jalan Live In

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Marhaenisme dan Kenaikan PPN 12%: Beban Baru bagi Rakyat Kecil

21 November 2024   14:53 Diperbarui: 21 November 2024   15:12 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.bisik.id/read/tarif-ppn-naik-jadi-12percent-dampak-buruk-bagi-daya-beli-dan-inflasi-1732000073512

Solusi Alternatif Berdasarkan Marhaenisme

Daripada menaikkan PPN, pemerintah dapat mengeksplorasi langkah-langkah lain yang lebih berkeadilan sosial:

1. Perluasan Basis Pajak

Fokus pada sektor-sektor yang belum terjangkau pajak, seperti properti mewah dan industri digital. Ini memungkinkan negara meningkatkan pendapatan tanpa memberatkan rakyat kecil.

2. Pajak Progresif

Implementasi pajak progresif pada golongan masyarakat berpenghasilan tinggi akan lebih sesuai dengan prinsip keadilan. Hal ini memastikan bahwa mereka yang lebih mampu menanggung beban ekonomi memberikan kontribusi lebih besar.

3. Subsidi dan Bantuan Sosial

Jika kenaikan PPN tidak dapat dihindari, pemerintah harus memastikan bahwa rakyat kecil mendapatkan perlindungan berupa subsidi atau bantuan langsung untuk meringankan dampaknya.

Kesimpulan

Kenaikan PPN menjadi 12% adalah kebijakan yang perlu dikaji ulang karena dampaknya lebih berat bagi rakyat kecil. Dalam perspektif marhaenisme, keberpihakan pada kaum kecil harus menjadi prioritas utama. Jika pemerintah ingin mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat, kebijakan ini perlu diiringi dengan mitigasi yang kuat terhadap dampak negatifnya.

Meminjam prinsip marhaenisme, rakyat kecil tidak boleh hanya menjadi objek pembangunan. Mereka harus dilibatkan dan diperhatikan dalam setiap kebijakan ekonomi, karena mereka adalah pondasi sejati bangsa. Jangan sampai mereka semakin terhimpit di tengah upaya negara meningkatkan pendapatan pajak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun