Mohon tunggu...
dimas muhammad erlangga
dimas muhammad erlangga Mohon Tunggu... Mahasiswa - Aktivis GmnI

Baca Buku Dan Jalan Jalan Live In

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pentingnya Proses Demokrasi dalam Internal Partai Politik

17 November 2024   03:06 Diperbarui: 17 November 2024   03:53 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Demokrasi merupakan fondasi penting bagi stabilitas politik dan pembangunan suatu negara. Namun, penerapan demokrasi tidak cukup hanya di tingkat nasional; demokrasi juga harus dipraktikkan dalam mekanisme internal partai politik. Hal ini menjadi sangat penting mengingat partai politik adalah aktor utama dalam menentukan arah kebijakan publik dan merekrut para pemimpin negara.

Dalam konteks Indonesia, partai politik sering kali disebut menghadapi tantangan besar dalam menerapkan demokrasi internal. Banyak pengamat dan masyarakat umum mengkritik partai sebagai institusi yang lebih sering menjadi "ladang kekuasaan" bagi elite tertentu daripada representasi kepentingan rakyat.

Transparansi dan Akuntabilitas di Internal Partai

Demokrasi internal mencakup transparansi dalam proses pengambilan keputusan, pemilihan pemimpin partai, serta penentuan calon legislatif dan eksekutif. Namun, sebagian besar partai politik di Indonesia masih kerap menunjukkan kecenderungan eksklusivitas dalam proses ini. 

Penentuan calon presiden atau kepala daerah, misalnya, sering dilakukan oleh segelintir elite partai tanpa melibatkan kader atau anggota partai secara luas. Proses ini bahkan dijuluki sebagai "secret garden," mencerminkan minimnya keterbukaan dan partisipasi.

Sebagai contoh, pada Pemilu 2019, keputusan tentang calon wakil presiden dilakukan secara tertutup oleh elite partai. Meskipun Mahfud MD sempat menjadi kandidat kuat, keputusan akhirnya jatuh pada Ma'ruf Amin. Proses ini menimbulkan persepsi negatif terhadap komitmen partai politik dalam menjalankan prinsip demokrasi.

Sebaliknya, beberapa partai telah mencoba mengadopsi mekanisme demokrasi seperti konvensi. Partai Golkar, misalnya, pernah mengadakan konvensi untuk menentukan calon presiden pada 2004, dan Demokrat melakukan hal serupa pada 2014. Meski hasil akhirnya tidak selalu sukses secara elektoral, langkah ini memberikan catatan positif dalam meningkatkan partisipasi dan transparansi.

Manfaat Demokrasi Internal

Demokrasi internal memberikan banyak manfaat strategis bagi partai politik dan sistem politik secara keseluruhan. Pertama, transparansi dan partisipasi aktif anggota partai dapat meningkatkan legitimasi keputusan yang diambil. Ketika anggota merasa dilibatkan, mereka lebih cenderung mendukung dan mematuhi keputusan partai.

Kedua, demokrasi internal dapat meningkatkan kepercayaan publik. Survei menunjukkan bahwa tingkat kepercayaan masyarakat terhadap partai politik di Indonesia cukup rendah, yakni sekitar lebih dari 45% pada 2023. Dengan mengadopsi mekanisme yang lebih demokratis, partai dapat mengembalikan citra positif di mata publik.

Ketiga, demokrasi internal membantu menciptakan kader yang berkualitas. Proses yang terbuka memberikan peluang bagi individu berbakat untuk tampil ke depan tanpa harus bergantung pada koneksi politik. Ini penting untuk memperkuat kompetensi partai di masa depan.

Hambatan Implementasi Demokrasi Internal

Meskipun memiliki banyak manfaat, penerapan demokrasi internal tidaklah mudah. Salah satu hambatan utama adalah resistensi dari elite partai. Banyak elite khawatir bahwa mekanisme demokrasi dapat mengancam posisi mereka. Selain itu, budaya patronase dan oligarki yang kuat di Indonesia juga menjadi penghalang utama. Proses politik sering kali didominasi oleh kelompok tertentu yang memiliki akses terhadap sumber daya dan jaringan kekuasaan.

Di sisi lain, minimnya pemahaman anggota partai tentang pentingnya demokrasi internal juga menjadi tantangan. Banyak anggota yang hanya aktif secara nominal dan tidak memiliki keterlibatan signifikan dalam kegiatan partai. Hal ini menunjukkan perlunya pendidikan politik yang berkelanjutan untuk mendorong partisipasi aktif.

Langkah-Langkah Penguatan Demokrasi Internal

Untuk mengatasi berbagai hambatan tersebut, beberapa langkah strategis dapat diambil:

1. Mekanisme Pemilihan Terbuka

Partai politik perlu mengadopsi mekanisme pemilihan terbuka yang melibatkan seluruh anggota partai. Ini dapat mencakup pemilihan internal untuk menentukan pemimpin, calon legislatif, atau calon eksekutif.

2. Transparansi Keuangan

Transparansi dalam penggunaan dana partai juga merupakan bagian penting dari demokrasi internal. Anggota partai harus mengetahui bagaimana dana digunakan, termasuk untuk kampanye atau kegiatan partai lainnya.

3. Pendidikan Politik

Meningkatkan pemahaman anggota tentang prinsip-prinsip demokrasi dan pentingnya partisipasi aktif dalam proses internal.

4. Pengawasan Eksternal

Pemerintah dan lembaga pengawas seperti Komisi Pemilihan Umum (KPU) perlu memastikan bahwa partai politik mematuhi aturan terkait demokrasi internal. Regulasi yang lebih ketat dapat menjadi instrumen penting dalam mendorong perubahan.

5. Keterlibatan Publik

Selain melibatkan anggota partai, partai politik juga dapat membuka mekanisme untuk melibatkan masyarakat luas, seperti melalui survei publik atau konsultasi terbuka.

Studi Kasus: Praktik Demokrasi Internal

Beberapa partai di negara-negara lain telah menunjukkan bagaimana demokrasi internal dapat diterapkan dengan baik. Di Amerika Serikat, misalnya, partai-partai besar seperti Demokrat dan Republik menggunakan sistem pemilihan pendahuluan (primaries) untuk menentukan calon presiden mereka. Proses ini melibatkan jutaan pemilih dari berbagai negara bagian, memberikan legitimasi yang kuat pada kandidat yang terpilih.

Di Indonesia, praktik serupa dapat diadaptasi untuk meningkatkan partisipasi dan keterbukaan. Konvensi yang dilakukan oleh Partai Demokrat pada 2014 adalah langkah awal yang baik meskipun hasilnya belum optimal. Upaya serupa perlu terus dikembangkan oleh partai-partai lainnya.

Kesimpulan

Demokrasi internal bukan hanya sekadar kebutuhan moral, tetapi juga merupakan elemen penting untuk memperkuat sistem demokrasi secara keseluruhan. Dengan memastikan transparansi, akuntabilitas, dan partisipasi aktif, partai politik dapat memperbaiki citra mereka di mata publik sekaligus meningkatkan kualitas kepemimpinan dan kebijakan yang dihasilkan.

Momentum Pemilu 2029 mendatang dapat dimanfaatkan untuk memulai reformasi dalam mekanisme internal partai. Dengan langkah-langkah yang tepat, partai politik dapat menjadi motor utama dalam memperkuat demokrasi Indonesia, membawa negara ini menuju masa depan yang lebih transparan, inklusif, dan berkeadilan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun