Mohon tunggu...
dimas muhammad erlangga
dimas muhammad erlangga Mohon Tunggu... Mahasiswa - Aktivis GmnI

Baca Buku Dan Jalan Jalan Live In

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Tiba Waktunya Mendukung Tri Rismaharini atau Anies Baswedan Sebagai Capres RI 2029!

14 November 2024   04:33 Diperbarui: 14 November 2024   07:49 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemilihan Presiden 2029 memang masih beberapa tahun lagi, tetapi wacana mengenai calon yang layak dan berpotensi sudah mulai menjadi bahan diskusi di kalangan masyarakat. Di antara sejumlah nama yang sering disebut-sebut, dua sosok yang cukup menonjol dan sering mendapat perhatian khusus adalah Tri Rismaharini dan Anies Baswedan. Keduanya memiliki rekam jejak yang baik dan reputasi kuat di kalangan masyarakat, meskipun pendekatan serta gaya kepemimpinan mereka sangat berbeda.

Rekam Jejak Tri Rismaharini: Sosok Pemimpin dengan Ketegasan dan Dedikasi

Tri Rismaharini, yang dikenal akrab sebagai Bu Risma, pertama kali menarik perhatian publik sebagai Wali Kota Surabaya. Di bawah kepemimpinannya, Surabaya mengalami banyak perubahan positif, mulai dari penataan infrastruktur, pengelolaan sampah, hingga peningkatan kualitas lingkungan. Bu Risma mampu menyulap Surabaya dari kota yang semrawut menjadi kota yang lebih hijau dan ramah lingkungan. Pendekatannya yang tegas dan langsung turun ke lapangan menjadikannya sosok pemimpin yang dekat dengan rakyat.

Salah satu pencapaian besar Risma adalah kemampuannya mengubah mentalitas aparatur dan masyarakat Surabaya untuk lebih peduli terhadap kebersihan dan ketertiban. Ketika Surabaya sukses meraih berbagai penghargaan, termasuk Adipura Kencana, itu menjadi bukti bahwa kepemimpinan Risma telah berhasil membangun kesadaran kolektif di antara warganya. Tak hanya itu, ia juga berani mengambil tindakan tegas dalam menindak pelanggaran, seperti penertiban pedagang kaki lima yang dilakukan tanpa pandang bulu.

Setelah menjabat sebagai Wali Kota, karier politik Risma berlanjut saat ia diangkat menjadi Menteri Sosial. Di posisi ini, ia kembali menunjukkan kepedulian yang mendalam terhadap masyarakat, terutama bagi mereka yang berada dalam situasi sulit. Banyaknya bencana alam di Indonesia pada masa jabatannya memberikan kesempatan bagi Risma untuk menunjukkan ketegasan dan kecepatan dalam memberikan bantuan langsung. Pendekatan ini membuatnya semakin dikenal sebagai sosok yang selalu bekerja keras demi kepentingan rakyat kecil.

Anies Baswedan: Pemimpin yang Humanis dan Progresif

Di sisi lain, Anies Baswedan juga merupakan sosok pemimpin yang banyak mendapat sorotan, terutama setelah menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Sebelumnya, Anies dikenal sebagai seorang akademisi dan Menteri Pendidikan, yang memperkenalkan program-program inovatif dalam dunia pendidikan. Selama menjabat di Jakarta, Anies memperlihatkan gaya kepemimpinan yang lebih humanis dan kolaboratif, serta banyak mempromosikan dialog dalam pengambilan kebijakan.

Salah satu pencapaian yang sering diingat adalah kesuksesan Anies dalam mengadakan program penataan kampung kota, seperti Kampung Akuarium. Kebijakan ini, meskipun mengundang pro dan kontra, mendapat banyak pujian karena pendekatannya yang mengutamakan dialog dengan warga setempat. Melalui kebijakan ini, Anies berhasil mengubah paradigma bahwa penataan kota tidak harus melibatkan penggusuran yang merugikan masyarakat.

Selain itu, Anies juga dikenal dengan pendekatannya terhadap keberagaman dan inklusivitas di Jakarta. Ia berusaha menciptakan ruang yang lebih inklusif bagi semua lapisan masyarakat. Kebijakan dalam pembangunan infrastruktur dan program integrasi transportasi publik yang ia jalankan di Jakarta juga membuktikan bahwa Anies memiliki visi besar untuk kota yang lebih ramah dan layak huni bagi semua. Meskipun banyak tantangan, terutama di bidang lingkungan dan pengelolaan banjir, Anies tetap berupaya melakukan perubahan signifikan.

Kontras Gaya Kepemimpinan dan Pendekatan

Dua sosok ini memiliki perbedaan mendasar dalam pendekatan dan gaya kepemimpinan. Risma dikenal lebih tegas dan langsung turun ke lapangan. Ia cenderung memiliki sifat yang lebih "action-oriented," artinya, ia berfokus pada aksi nyata dan kecepatan dalam mengeksekusi kebijakan. Ini mungkin menjadi daya tarik bagi masyarakat yang menginginkan pemimpin yang cepat tanggap dan berani.

Sebaliknya, Anies cenderung lebih analitis dan humanis. Ia dikenal sering mendekati isu dengan mempertimbangkan berbagai sudut pandang, terutama dari aspek sosial dan budaya. Pendekatannya yang mengedepankan dialog dan kolaborasi bisa menjadi kekuatan tersendiri, terutama dalam menangani isu-isu yang sensitif dan memerlukan pendekatan yang lebih halus.

Perbedaan ini bisa menjadi bahan pertimbangan masyarakat dalam menentukan siapa yang lebih layak untuk menjadi Presiden RI 2029. Di satu sisi, pendekatan tegas dan cepat dari Risma mungkin cocok untuk menghadapi situasi yang membutuhkan tindakan langsung, seperti penanganan bencana dan pengelolaan isu lingkungan. Sementara itu, gaya humanis dan inklusif dari Anies mungkin lebih sesuai untuk mengatasi masalah sosial yang kompleks, terutama yang menyangkut pluralitas masyarakat Indonesia.

Tantangan dan Harapan untuk Masa Depan

Baik Risma maupun Anies, keduanya menghadapi tantangan besar jika mereka benar-benar ingin maju dalam Pilpres 2029. Mereka perlu menunjukkan bahwa mereka adalah sosok yang mampu mengakomodasi berbagai aspirasi rakyat, mengatasi perpecahan, dan membawa Indonesia ke arah yang lebih baik. Tantangan global, seperti perubahan iklim dan ketidakstabilan ekonomi, juga menjadi isu penting yang perlu dihadapi oleh pemimpin masa depan Indonesia.

Risma dengan pendekatan tegasnya perlu mempertimbangkan cara untuk lebih inklusif dalam setiap kebijakan yang ia buat. Meskipun ketegasan penting, kemampuan untuk berkomunikasi dan berempati terhadap kelompok masyarakat yang berbeda juga sangat diperlukan. Sementara itu, Anies, dengan pendekatan humanisnya, perlu menunjukkan komitmen lebih dalam terhadap pelaksanaan kebijakan yang nyata dan hasil yang konkret. Tantangan ini bukan hanya soal gaya kepemimpinan, tetapi bagaimana mereka bisa menggabungkan visi besar dengan implementasi yang efektif.

Siapakah yang Layak Didukung?

Akhirnya, pertanyaan besar yang muncul adalah, siapa yang paling layak untuk didukung? Pilihan ini tentu akan sangat bergantung pada aspirasi dan harapan masyarakat Indonesia. Jika rakyat menginginkan pemimpin yang tegas, berani, dan selalu ada di garda terdepan, maka Risma adalah pilihan yang tepat. Namun, jika yang dibutuhkan adalah pemimpin yang humanis, berfokus pada dialog, dan dapat mengayomi pluralitas masyarakat, maka Anies Baswedan adalah sosok yang pantas didukung.

Pada akhirnya, Pilpres 2029 akan menjadi momen penting bagi Indonesia untuk menentukan arah masa depan bangsa. Baik Risma maupun Anies, keduanya adalah sosok yang memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Kita membutuhkan pemimpin yang tidak hanya memiliki visi besar, tetapi juga kemampuan untuk melibatkan rakyat dalam setiap kebijakan yang diambil. Mendukung salah satu di antara mereka bukan hanya soal memilih tokoh, tetapi juga menyatakan harapan kita untuk Indonesia yang lebih baik di masa mendatang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun