Mohon tunggu...
dimas muhammad erlangga
dimas muhammad erlangga Mohon Tunggu... Mahasiswa - Aktivis GmnI

Baca Buku Dan Jalan Jalan Live In

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Paul Feyerabend, Anarkisme Epistemologis

5 November 2024   13:00 Diperbarui: 5 November 2024   13:08 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pandangan Feyerabend tidak hanya berdampak pada filsafat sains, tetapi juga pada cara masyarakat memandang pengetahuan dan otoritas.

 Anarkisme epistemologisnya memberikan landasan bagi kritik terhadap dominasi sains dalam kehidupan sehari-hari dan menyoroti bahaya ketika sains dijadikan acuan tunggal dalam pengambilan kebijakan publik.

 Feyerabend percaya bahwa masyarakat berhak menentukan sendiri bentuk pengetahuan yang mereka anggap penting, tanpa harus tunduk pada aturan ilmiah yang ditetapkan oleh kalangan akademis atau pemerintah.

Pandangan ini memiliki implikasi yang luas dalam hal demokrasi pengetahuan. Feyerabend menilai bahwa masyarakat harus memiliki akses yang sama terhadap berbagai bentuk pengetahuan dan diberi kebebasan untuk memilih pendekatan yang sesuai dengan nilai dan kebutuhannya. 

Dengan demikian, ia mendorong pluralisme dalam cara pandang dan pengambilan keputusan, terutama dalam isu-isu yang kompleks, seperti kesehatan, pendidikan, dan lingkungan.

Kritik terhadap Anarkisme Epistemologis

Pandangan radikal Feyerabend tentu saja menuai kritik dari banyak filsuf dan ilmuwan. Beberapa menganggap bahwa konsep "anything goes" justru dapat mengancam objektivitas dan keandalan ilmu pengetahuan. Misalnya, tanpa metodologi yang jelas, sulit untuk menentukan standar yang digunakan untuk menilai kebenaran atau validitas suatu teori. 

Kritik lainnya menyoroti bahwa jika semua metode dianggap setara, maka teori ilmiah dapat dengan mudah dicampur dengan pseudo-ilmu atau kepercayaan tanpa dasar yang kuat.

Karl Popper, misalnya, menilai bahwa tanpa prinsip falsifikasi, sains akan kehilangan kemampuannya untuk membedakan teori yang sahih dari yang tidak. Tanpa standar atau metode yang jelas, masyarakat juga dapat tertipu oleh klaim yang tidak dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. 

Meski begitu, para pendukung Feyerabend menyatakan bahwa anarkisme epistemologis tidak bermaksud menolak semua prinsip ilmiah, melainkan mendorong fleksibilitas agar sains dapat berkembang secara lebih kreatif.

Relevansi Pemikiran Feyerabend di Masa Kini

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun