Mohon tunggu...
dimas muhammad erlangga
dimas muhammad erlangga Mohon Tunggu... Mahasiswa - Aktivis GmnI

Baca Buku Dan Jalan Jalan Live In

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Mendukung Kotak Kosong di Pilkada 2024 Bukan Ujaran Kebencian!

1 November 2024   14:47 Diperbarui: 1 November 2024   15:12 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menghormati Kebebasan Memilih dan Pentingnya Alternatif

Dukungan terhadap kotak kosong mencerminkan pentingnya alternatif dalam setiap kontestasi politik. Ketika masyarakat dipaksa memilih calon tunggal, maka esensi dari demokrasi menjadi dipertanyakan. Sistem demokrasi yang baik adalah sistem yang memberi kebebasan bagi rakyat untuk memilih sesuai hati nurani mereka. Dengan mendukung kotak kosong, masyarakat mengingatkan bahwa pemilu yang adil bukan hanya soal memilih siapa yang ada, tetapi juga memilih apakah calon yang ada benar-benar layak memimpin.

KPU sebagai lembaga penyelenggara pemilu perlu memperhatikan fenomena kotak kosong ini sebagai alarm bahwa masyarakat ingin pemilu yang lebih kompetitif dan berkualitas. Partai-partai politik juga perlu menyadari bahwa minimnya alternatif calon dapat berdampak pada menurunnya partisipasi politik dan kepercayaan publik terhadap pemilu.

Kesimpulan

Mendukung kotak kosong bukanlah ujaran kebencian, melainkan bentuk aspirasi yang sah dan penting dalam demokrasi. Pilihan ini mencerminkan ketidakpuasan dan kekecewaan terhadap sistem politik yang kurang memberikan alternatif bagi masyarakat. Dukungan terhadap kotak kosong adalah kritik yang membangun agar sistem pemilihan dapat berjalan lebih baik dan representatif. Dengan menghormati pilihan kotak kosong, kita menunjukkan bahwa demokrasi Indonesia adalah demokrasi yang dewasa, yang menghargai kebebasan memilih dan kritik sebagai bagian penting dari pembangunan bangsa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun