Selain itu, Manifesto 1925 jelas menginginkan perubahan sistem pemerintahan dan kemerdekaan politik, sementara Sumpah Pemuda fokus pada persatuan kultural sebagai prasyarat menuju kemerdekaan. Dengan kata lain, Manifesto 1925 lebih berorientasi pada aspek politik langsung, sedangkan Sumpah Pemuda menjadi langkah simbolis dan kultural yang memperkuat ide persatuan nasional.
Mengapa Sumpah Pemuda Dianggap Lebih Berpengaruh?
Meski Manifesto 1925 sudah terlebih dahulu menyuarakan kemerdekaan, Sumpah Pemuda 1928 dianggap lebih ikonis dalam sejarah perjuangan Indonesia karena sifatnya yang inklusif dan representatif. Manifesto 1925 lahir di lingkungan mahasiswa Indonesia di Belanda, jauh dari keseharian rakyat yang berada di bawah tekanan langsung kolonialisme. Sumpah Pemuda 1928, di sisi lain, berlangsung di dalam negeri, dengan partisipasi yang melibatkan pemuda dari berbagai suku dan organisasi kedaerahan, sehingga memberikan kesan gerakan kolektif yang kuat.
Sebagian sejarawan, menganggap Sumpah Pemuda sebagai langkah awal dalam menyatukan berbagai elemen bangsa yang terfragmentasi. Deklarasi ini tidak hanya menginspirasi kalangan terdidik, tetapi juga membangkitkan rasa kebanggaan di kalangan rakyat jelata yang mendengar bahwa anak-anak muda Indonesia bersatu untuk memperjuangkan satu bangsa. Hal ini membuat Sumpah Pemuda memiliki dampak emosional dan moral yang jauh lebih besar dalam menggalang persatuan nasional.
Kesimpulan: Manifesto 1925 sebagai Dasar, Sumpah Pemuda sebagai Penguat
Dari sudut pandang sejarah, Manifesto 1925 dan Sumpah Pemuda 1928 bisa dianggap sebagai dua tahapan yang saling melengkapi dalam proses pembentukan identitas nasional Indonesia. Manifesto 1925 memberi landasan politik dan tujuan ideologis menuju kemerdekaan, sementara Sumpah Pemuda mengembangkan landasan kultural yang menegaskan bahwa seluruh rakyat Indonesia, tanpa memandang perbedaan suku dan agama, memiliki cita-cita yang sama.
Jika Manifesto 1925 adalah dokumen politik yang membentuk kerangka kemerdekaan, maka Sumpah Pemuda adalah deklarasi kebudayaan yang memperkuat ikatan emosi kolektif. Keduanya berperan penting, tetapi Sumpah Pemuda memiliki daya tarik universal karena mampu menyentuh semua lapisan masyarakat dengan pesan yang lebih sederhana namun bermakna dalam. Sumpah Pemuda, dengan demikian, bukan sekadar melanjutkan Manifesto 1925, tetapi memperluas dan memperdalam cita-cita persatuan yang sudah dimulai oleh kaum pergerakan sejak tahun 1925.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H