Mohon tunggu...
dimas muhammad erlangga
dimas muhammad erlangga Mohon Tunggu... Mahasiswa - Aktivis GmnI

Baca Buku Dan Jalan Jalan Live In

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Erich Fromm: Seni Mencintai

27 Oktober 2024   07:47 Diperbarui: 27 Oktober 2024   07:54 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

3. Cinta Erotis (Erotic Love)

Cinta erotis adalah bentuk cinta yang paling sering dikaitkan dengan romantisme dan asmara, yang melibatkan hasrat dan ketertarikan fisik. Namun, Fromm menekankan bahwa cinta erotis hanya menjadi cinta sejati jika bersifat eksklusif dan melibatkan komitmen mendalam. Cinta ini membutuhkan kehendak untuk memahami dan menerima pasangan secara utuh.

4. Cinta Diri (Self-Love)

Cinta diri sering disalahpahami sebagai egoisme atau narsisme, tetapi Fromm menjelaskan bahwa cinta diri adalah dasar dari semua cinta sejati. Menurutnya, seseorang tidak bisa benar-benar mencintai orang lain tanpa terlebih dahulu memiliki kasih sayang dan penerimaan diri. Cinta diri berarti menghargai dan merawat diri sendiri, bukan dalam arti egoistik, tetapi sebagai landasan untuk mencintai orang lain dengan tulus.

5. Cinta Kepada Tuhan

Cinta kepada Tuhan adalah cinta yang merangkum kerinduan manusia akan makna dan tujuan yang lebih besar. Dalam hal ini, Fromm menafsirkan cinta kepada Tuhan sebagai cinta kepada prinsip kemanusiaan yang agung, atau semangat untuk kebaikan dan keadilan. Cinta ini bukanlah bentuk cinta posesif, melainkan cinta yang mendorong manusia untuk menjadi pribadi yang lebih baik.

Tantangan dalam Mencintai

Fromm mengemukakan bahwa salah satu kendala terbesar dalam mencintai adalah sifat egois manusia. Dalam masyarakat modern, orang cenderung melihat hubungan sebagai "transaksi" di mana mereka mencari keuntungan atau kebahagiaan pribadi. Akibatnya, banyak yang hanya mencari pasangan untuk memenuhi kebutuhan mereka tanpa berusaha memahami atau menghargai pasangan secara mendalam. Menurut Fromm, cinta yang sejati adalah cinta yang memberikan dan peduli tanpa mengharapkan imbalan. Ia menyebut proses ini sebagai "pendewasaan cinta," di mana seseorang belajar untuk mencintai dengan tulus dan tanpa pamrih.

Fromm juga melihat pengaruh besar dari kapitalisme terhadap cara pandang cinta. Ia berpendapat bahwa manusia cenderung memperlakukan satu sama lain sebagai "komoditas" yang memiliki nilai tukar, dan mereka saling menilai berdasarkan manfaat atau keuntungan. Hal ini mengakibatkan kurangnya keaslian dalam hubungan manusia, di mana orang lebih peduli pada citra diri mereka dan bagaimana mereka dipandang oleh orang lain daripada pada cinta itu sendiri.

Membangun Kemampuan untuk Mencintai

Dari perspektif Fromm, ada empat elemen yan penting untuk mengembangkan kemampuan mencintai:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun