Mohon tunggu...
dimas muhammad erlangga
dimas muhammad erlangga Mohon Tunggu... Mahasiswa - Aktivis GmnI

Baca Buku Dan Jalan Jalan Live In

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Friedrich Nietzsche: Tuhan Dan Ubermensch

25 Oktober 2024   04:45 Diperbarui: 25 Oktober 2024   07:53 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penting untuk dicatat bahwa bermensch bukanlah manusia yang kejam atau tiran, seperti yang sering disalahartikan oleh beberapa kalangan. Sebaliknya, bermensch adalah individu yang mampu menciptakan nilai-nilai baru berdasarkan kehendak untuk berkuasa (will to power), yaitu dorongan untuk terus berkembang, berkreasi, dan mengatasi batas-batas diri. bermensch hidup tanpa rasa takut terhadap perubahan atau ketidakpastian, dan mampu menghadapi tantangan hidup dengan keberanian dan inovasi.

Tuhan dan Ubermensch: Hubungan Dialektis

Dalam konteks Nietzsche, "kematian Tuhan" adalah prasyarat bagi kelahiran bermensch. Tanpa meninggalkan kepercayaan pada Tuhan dan nilai-nilai absolut yang diwarisi dari agama, manusia tidak bisa mencapai kebebasan yang sejati. Nietzsche melihat agama sebagai bentuk penindasan terhadap potensi manusia, karena agama cenderung menekankan sikap tunduk, kerendahan hati, dan pengorbanan diri. Bagi Nietzsche, sikap-sikap ini bertentangan dengan kehendak untuk berkuasa, yang merupakan inti dari keberadaan manusia.

Dengan matinya Tuhan, manusia diberi kesempatan untuk menegaskan dirinya sebagai pencipta nilai-nilai. bermensch adalah manifestasi dari kebebasan yang dihasilkan dari kematian Tuhan. Mereka tidak lagi mencari makna hidup di luar diri mereka, tetapi menciptakannya dari dalam. bermensch tidak membutuhkan Tuhan, karena mereka telah menjadi "tuhan" bagi diri mereka sendiri, dalam arti mereka adalah pencipta dan penentu hidup mereka sendiri.

Tantangan Mencapai bermensch

Namun, Nietzsche menyadari bahwa mencapai status bermensch bukanlah hal yang mudah. Kebanyakan manusia, yang ia sebut sebagai "manusia kawanan" (herd morality), lebih memilih hidup dalam kenyamanan nilai-nilai yang diwarisi, tanpa mempertanyakan atau menciptakan sesuatu yang baru. Manusia kawanan cenderung takut pada perubahan dan ketidakpastian, sehingga mereka tetap terjebak dalam pola pikir yang lama. Bagi Nietzsche, manusia harus memiliki keberanian untuk melepaskan diri dari mentalitas kawanan ini jika mereka ingin menjadi bermensch.

Nietzsche juga menekankan pentingnya "pengulangan abadi" (eternal recurrence), yaitu gagasan bahwa hidup kita akan terulang kembali dalam siklus yang tak berkesudahan. Konsep ini menguji kekuatan manusia untuk menerima kehidupan dengan segala penderitaannya. Hanya mereka yang siap menerima kehidupan dengan segala aspeknya, baik dan buruk, yang bisa dianggap sebagai calon bermensch.

Kesimpulan

Friedrich Nietzsche dengan gagasannya tentang kematian Tuhan dan bermensch telah mengguncang dunia pemikiran modern. Dia menantang umat manusia untuk melepaskan kepercayaan lama dan menciptakan nilai-nilai baru dalam dunia yang telah kehilangan fondasi religiusnya. bermensch adalah simbol harapan Nietzsche tentang potensi tertinggi manusia, individu yang bebas dari keterikatan pada nilai-nilai tradisional dan mampu hidup sesuai dengan kehendak mereka sendiri. Tantangan bagi kita semua adalah, apakah kita bisa melampaui ketakutan kita terhadap perubahan dan menjadi pencipta hidup kita sendiri?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun