Mohon tunggu...
dimas muhammad erlangga
dimas muhammad erlangga Mohon Tunggu... Mahasiswa - Aktivis GmnI

Baca Buku Dan Jalan Jalan Live In

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ambang Batas Fanatisme

11 Oktober 2024   06:19 Diperbarui: 11 Oktober 2024   06:20 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://nsd.co.id/posts/ketahui-ciri-ciri-dari-fanatisme.html#google_vignette

3. Regulasi Media Sosial: Media sosial telah menjadi lahan subur bagi berkembangnya fanatisme. Oleh karena itu, regulasi yang lebih ketat terhadap penyebaran ujaran kebencian dan hoaks sangat penting untuk mengelola fanatisme di dunia maya.

4. Kepemimpinan yang Bijaksana: Para pemimpin, baik di tingkat politik, agama, maupun budaya, memiliki peran penting dalam meredam fanatisme. Kepemimpinan yang bijaksana adalah yang mampu mengajak pengikutnya untuk bersikap moderat, terbuka terhadap perbedaan, dan mengutamakan dialog daripada konflik.

Kesimpulan

Fanatisme, bila dibiarkan melampaui ambang batas kewajaran, dapat menjadi ancaman serius bagi perdamaian dan keharmonisan masyarakat. Intoleransi, kekerasan, dan dehumanisasi sering kali menjadi dampak dari fanatisme yang tidak terkendali. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk menyadari tanda-tanda ketika fanatisme telah melewati batas, serta mengambil langkah-langkah untuk mengelolanya secara bijak. Pendidikan, dialog, dan kepemimpinan yang inklusif adalah beberapa cara untuk memastikan bahwa fanatisme tetap dalam batas yang sehat dan konstruktif.

Referensi:

Hogg, M. A., & Smith, J. R. (2007). Extremism and the Psychology of Uncertainty. European Review of Social Psychology, 18, 121-153.

Sunstein, C. R. (2001). Echo Chambers: Political Extremism and the Internet.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun