Pablo Escobar, salah satu tokoh kriminal paling terkenal dalam sejarah, dikenal sebagai pemimpin kartel narkoba Medelln yang sangat berpengaruh dan brutal di Kolombia. Kejahatan dan kekerasan yang ia lakukan selama tahun 1980-an dan awal 1990-an membuatnya menjadi tokoh yang ditakuti sekaligus dipuja oleh sebagian masyarakat Kolombia. Banyak perdebatan yang terjadi seputar apakah Escobar dapat dikategorikan sebagai sosok kiri (kiri dalam konteks ideologi politik), ataukah ia hanya seorang kriminal yang menggunakan politik sebagai alat untuk mencapai tujuannya.
Untuk menjawab pertanyaan ini, kita perlu melihat lebih dekat pada tindakan, pernyataan, dan konteks politik di mana Escobar beroperasi. Secara umum, istilah "kiri" sering dikaitkan dengan gerakan politik yang memperjuangkan keadilan sosial, kesetaraan ekonomi, dan perlawanan terhadap kapitalisme yang eksploitatif. Apakah tindakan dan cita-cita Pablo Escobar sejalan dengan nilai-nilai tersebut?
Latar Belakang Sosial dan Ekonomi Escobar
Pablo Escobar lahir dalam keluarga kelas menengah di Kolombia pada tahun 1949. Meskipun tidak berasal dari keluarga yang miskin, Escobar tumbuh di lingkungan yang sarat ketidaksetaraan ekonomi, seperti kebanyakan masyarakat Kolombia pada masa itu. Ketidakadilan sosial dan ekonomi di Kolombia sering kali menjadi latar belakang munculnya berbagai gerakan kiri di Amerika Latin, yang berjuang melawan pemerintahan oligarkis dan pro-kapitalis yang menguntungkan segelintir elit ekonomi.
Namun, berbeda dengan banyak tokoh kiri yang muncul dari kesadaran ideologis dan keinginan memperbaiki keadaan sosial, Escobar memilih jalan kejahatan untuk mencapai kekayaan. Ia memulai karirnya dengan kegiatan ilegal seperti mencuri batu nisan, lalu berkembang ke perdagangan ganja dan akhirnya menjadi raja kokain. Dalam prosesnya, ia memperkaya dirinya sendiri dan membangun kekuasaan melalui kekerasan dan penyuapan. Berdasarkan hal ini, sulit untuk melihat Escobar sebagai tokoh kiri yang ideologis.
Tindakan Sosial Escobar
Meskipun Pablo Escobar dikenal sebagai penjahat, ada aspek dalam tindakannya yang dapat dianggap sejalan dengan agenda kiri populis. Selama puncak kekuasaannya, Escobar sering memberikan bantuan sosial kepada masyarakat miskin di Medelln dan sekitarnya. Ia mendanai pembangunan rumah sakit, sekolah, lapangan sepak bola, dan perumahan murah untuk masyarakat miskin. Escobar sering disebut sebagai "Robin Hood" oleh sebagian masyarakat Kolombia karena aksi-aksi filantropisnya.
Namun, filantropi Escobar ini tidak sepenuhnya murni. Banyak analis berpendapat bahwa tindakan sosial Escobar lebih didorong oleh upaya memperkuat basis dukungan politik dan sosialnya daripada oleh kepedulian yang tulus terhadap kesejahteraan masyarakat miskin. Melalui bantuan sosial ini, Escobar berhasil memenangkan dukungan dari masyarakat bawah dan menciptakan citra dirinya sebagai pahlawan rakyat. Dukungan ini menjadi penting bagi Escobar dalam melindungi dirinya dari pemerintah dan para penegak hukum. Dengan dukungan masyarakat, Escobar dapat menyembunyikan operasinya dan mendapatkan perlindungan ketika diperlukan.
Dalam hal ini, Escobar memang menggunakan taktik yang sering diadopsi oleh pemimpin populis kiri: menawarkan bantuan langsung kepada masyarakat miskin untuk mendapatkan dukungan. Namun, motif di balik tindakan ini tampak lebih pragmatis daripada ideologis.
Hubungan dengan Gerakan Kiri di Kolombia
Penting juga untuk mempertimbangkan hubungan Pablo Escobar dengan gerakan kiri di Kolombia, terutama kelompok gerilya Marxis seperti FARC (Fuerzas Armadas Revolucionarias de Colombia) dan ELN (Ejrcito de Liberacin Nacional). Kedua kelompok ini adalah gerakan kiri yang memerangi pemerintah Kolombia, dan mereka sering mendanai aktivitas mereka melalui perdagangan narkoba. Meskipun Escobar dan FARC atau ELN sama-sama terlibat dalam perdagangan narkoba, hubungan antara mereka sering kali bersifat konflikual.
Escobar bukanlah sekutu ideologis kelompok-kelompok kiri ini. Sebaliknya, ia sering berbenturan dengan mereka, terutama karena perbedaan tujuan. FARC dan ELN memiliki agenda politik yang jelas, sementara Escobar lebih berfokus pada kekayaan pribadi dan kekuasaan kriminal. Bahkan, Escobar kadang-kadang terlibat dalam konflik bersenjata dengan gerilyawan kiri, karena kelompok-kelompok tersebut mencoba memeras kartel narkoba atau mengganggu operasi mereka. Ini menunjukkan bahwa Escobar tidak dapat dikategorikan sebagai bagian dari gerakan kiri, meskipun mereka mungkin berbagi beberapa sumber pendanaan yang sama.
Ambisi Politik Escobar
Pablo Escobar juga pernah mencoba memasuki dunia politik Kolombia. Pada awal 1980-an, ia berhasil terpilih menjadi anggota alternatif Kongres Kolombia. Dalam kampanye politiknya, Escobar berusaha mempresentasikan dirinya sebagai pengusaha sukses yang peduli dengan kesejahteraan rakyat miskin. Namun, karir politik Escobar terhenti ketika lawan politiknya mulai mengekspos latar belakang kriminalnya. Upayanya untuk memasuki politik ini bisa dilihat sebagai taktik untuk melindungi kekaisaran narkobanya, bukan sebagai perwujudan ideologi politik kiri yang tulus.
Escobar mungkin memanfaatkan citra kiri populis untuk membangun pengaruhnya, tetapi pada intinya, ia tetap seorang pengusaha narkoba yang tidak peduli dengan perubahan struktural di Kolombia. Ambisi politiknya lebih berfokus pada perlindungan diri dan perluasan kekuasaannya.
Kesimpulan
Berdasarkan analisis di atas, sulit untuk menyebut Pablo Escobar sebagai seorang kiri. Meskipun ia melakukan beberapa tindakan yang sejalan dengan populisme kiri, seperti memberikan bantuan kepada masyarakat miskin dan menentang elit politik Kolombia, motif utama Escobar selalu pragmatis, bukan ideologis. Ia menggunakan kekayaan dan kekerasan untuk memperkuat posisinya, dan ketika perlu, ia memanfaatkan citra kiri populis untuk mendapatkan dukungan. Namun, tindakan-tindakannya tidak didorong oleh komitmen terhadap keadilan sosial atau kesetaraan ekonomi, melainkan oleh ambisi pribadi dan kebutuhan untuk melindungi kerajaan narkobanya.
Escobar mungkin tampak seperti tokoh yang berada di pinggiran kiri politik Kolombia, tetapi pada akhirnya ia lebih cocok disebut sebagai penjahat yang menggunakan politik sebagai alat, bukan seorang yang benar-benar memperjuangkan nilai-nilai kiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H