Mohon tunggu...
dimas muhammad erlangga
dimas muhammad erlangga Mohon Tunggu... Mahasiswa - Aktivis GmnI

Baca Buku Dan Jalan Jalan Live In

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Seni dan Revolusi: Perjuangan Demi Sosialisme Adalah Perjuangan untuk Budaya

2 Oktober 2024   12:06 Diperbarui: 2 Oktober 2024   12:11 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Budaya dalam masyarakat kapitalis, sebaliknya, sering kali menjadi alat bagi kelas penguasa untuk mempertahankan dominasi mereka. Melalui industri hiburan, media, dan seni yang dikomodifikasi, kapitalisme menciptakan budaya konsumtif yang sering kali menjauhkan masyarakat dari isu-isu sosial yang lebih mendasar. Seni menjadi produk komersial, dijual di pasar bebas, dan kehilangan potensi revolusionernya. Sementara itu, seni dalam masyarakat sosialis bertujuan untuk membangkitkan kesadaran, memberikan ruang bagi dialog kritis, dan memfasilitasi pembangunan masyarakat yang lebih adil dan setara.

Misalnya, dalam konteks Revolusi Cina, Partai Komunis Cina di bawah Mao Zedong mendorong seni untuk berfungsi sebagai alat pendidikan dan pembebasan bagi massa. Gerakan "Seni untuk Rakyat" bertujuan untuk menghancurkan seni elit dan mengangkat seni rakyat sebagai ekspresi budaya yang sejati . Ini adalah contoh bagaimana perjuangan sosialisme tidak hanya terkait dengan perubahan politik dan ekonomi, tetapi juga transformasi budaya.

Tantangan dan Masa Depan Seni Revolusioner

Namun, perjuangan untuk menciptakan seni dan budaya yang revolusioner tidak selalu mudah. Seniman yang berdiri di garis depan perubahan sering kali dihadapkan pada represi oleh negara atau marginalisasi oleh pasar kapitalis. Dalam banyak kasus, seniman revolusioner dipaksa beroperasi di pinggiran masyarakat, di mana karya-karya mereka tidak selalu mendapatkan pengakuan yang layak.

Tantangan lain yang dihadapi oleh seni revolusioner adalah bagaimana tetap relevan di tengah arus kapitalisme global yang terus mendominasi. Seni revolusioner harus terus berinovasi, mencari bentuk-bentuk baru yang bisa menjangkau masyarakat luas dan memecah monopoli estetika kapitalisme.

Kesimpulan

Perjuangan demi sosialisme adalah perjuangan untuk budaya yang membebaskan. Seni revolusioner memiliki peran penting dalam membangun kesadaran kelas, memobilisasi massa, dan menawarkan visi masa depan yang lebih baik. Di tengah dominasi budaya kapitalis yang sering kali menundukkan seni kepada logika pasar, penting bagi seniman dan masyarakat untuk tetap mendorong seni yang kritis, membebaskan, dan revolusioner. Hanya dengan demikian, seni bisa menjadi bagian integral dari perjuangan sosialisme dan membantu menciptakan dunia yang lebih adil.

---

Referensi:

1. Karl Marx, The German Ideology, 1845.

2. Viktor Shklovsky, Art as Technique, 1917.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun