Mohon tunggu...
dimas muhammad erlangga
dimas muhammad erlangga Mohon Tunggu... Mahasiswa - Aktivis GmnI

Baca Buku Dan Jalan Jalan Live In

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Max Stirner: Nihilisme Egoistis

26 September 2024   07:15 Diperbarui: 26 September 2024   07:19 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.sanglah-institute.org/2021/02/perkembangan-psikologis-manusia-menurut.html?m=1

Relevansi Nihilisme Egoistis Stirner

Nihilisme egoistis Stirner sering dianggap sebagai ancaman bagi keteraturan sosial, karena pemikirannya meruntuhkan fondasi moral yang biasanya menopang masyarakat. Namun, justru dalam radikalisme inilah letak relevansi pemikiran Stirner di era modern. Di tengah masyarakat yang semakin dikontrol oleh berbagai institusi dan norma sosial yang sering kali memaksa individu untuk mematuhi aturan yang dianggap tidak relevan atau tidak adil, pemikiran Stirner menawarkan pandangan alternatif tentang kebebasan.

Egoisme Stirner tidak berarti anarkisme destruktif, melainkan penolakan terhadap segala bentuk keterikatan yang tidak dipilih secara sadar oleh individu. Dalam dunia di mana identitas sering kali ditentukan oleh pihak luar---baik oleh negara, agama, atau budaya---pemikiran Stirner menawarkan ruang bagi individu untuk menemukan dirinya sendiri di luar narasi-narasi besar yang mengekang.

Kritik Terhadap Stirner

Meskipun pemikiran Stirner menawarkan perspektif yang menarik tentang kebebasan individu, banyak kritik yang diarahkan terhadap pandangannya. Salah satu kritik utama adalah bahwa egoisme radikal Stirner bisa menyebabkan bentuk kehidupan yang solipsistik, di mana individu hanya berfokus pada dirinya sendiri tanpa peduli terhadap orang lain atau komunitas. Dalam jangka panjang, pandangan ini dapat merusak hubungan sosial dan menyebabkan isolasi, karena tidak ada landasan moral yang mengharuskan individu untuk mempertimbangkan kesejahteraan orang lain.

Selain itu, nihilisme Stirner juga dipandang sebagai tantangan bagi stabilitas politik dan sosial. Dengan menolak semua bentuk otoritas, Stirner berisiko mendorong kekacauan, di mana setiap individu bertindak berdasarkan kehendak pribadinya tanpa mempertimbangkan dampaknya terhadap masyarakat yang lebih luas.

Penutup

Max Stirner, dengan filsafat nihilisme egoistisnya, menawarkan kritik radikal terhadap masyarakat dan otoritas. Bagi Stirner, kebebasan sejati hanya dapat dicapai melalui penghancuran semua konstruksi sosial yang mengekang individu. Meskipun pemikirannya kontroversial dan menimbulkan banyak kritik, gagasan Stirner tetap relevan dalam diskusi tentang kebebasan, individualisme, dan otoritas di era modern. Stirner mengajak kita untuk berpikir ulang tentang kebebasan sejati, yang mungkin hanya dapat dicapai dengan melepaskan diri dari semua bentuk otoritas eksternal dan internal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun