Richard Hoggart adalah salah satu intelektual paling berpengaruh dalam kajian budaya Inggris abad ke-20. Lahir pada tahun 1918, Hoggart dikenal karena pandangan-pandangan kritisnya terhadap hubungan antara sastra, budaya populer, dan masyarakat. Sebagai seorang akademisi dan pendiri Centre for Contemporary Cultural Studies di Universitas Birmingham pada tahun 1964, Hoggart memainkan peran kunci dalam perkembangan studi budaya. Salah satu karya monumentalnya, The Uses of Literacy (1957), mengubah cara orang memandang hubungan antara sastra dan kehidupan sosial, khususnya dalam konteks kelas pekerja Inggris. Melalui pandangan-pandangan Hoggart, kita dapat memahami bagaimana sastra tidak dapat dipisahkan dari konteks sosial dan kultural yang melingkupinya.
Sastra sebagai Cerminan Masyarakat
Bagi Hoggart, sastra merupakan cerminan masyarakat. Dalam karya-karya sastra, kita bisa menemukan gambaran kehidupan sehari-hari yang kaya akan nilai-nilai, keyakinan, dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat tertentu. Hoggart percaya bahwa sastra tidak hanya mencerminkan apa yang terjadi dalam masyarakat, tetapi juga berperan dalam membentuk pandangan dunia pembacanya. Karya-karya sastra besar, menurut Hoggart, selalu terhubung erat dengan persoalan-persoalan sosial, baik itu masalah kelas sosial, ketidakadilan, ataupun dinamika budaya yang sedang berlangsung.
Hoggart menyoroti bagaimana sastra dalam konteks Inggris abad ke-20 mencerminkan perubahan sosial yang terjadi di kelas pekerja. Melalui karya seperti The Uses of Literacy, ia meneliti bagaimana literasi---kemampuan membaca dan menulis---mengubah cara pandang masyarakat terhadap dunia. Di sinilah Hoggart melihat pentingnya sastra sebagai alat untuk menganalisis pergeseran sosial, terutama dalam masyarakat yang semakin dihadapkan pada modernisasi dan pengaruh media massa.
Kritik terhadap Budaya Populer
Salah satu kontribusi besar Hoggart adalah kritiknya terhadap budaya populer, terutama budaya yang diproduksi secara massal. Dalam The Uses of Literacy, Hoggart mengajukan kritik terhadap budaya massa yang menurutnya mereduksi kehidupan manusia menjadi sekadar konsumsi barang dan hiburan. Budaya populer, dalam pandangan Hoggart, sering kali membawa pesan yang dangkal dan menjauhkan masyarakat dari nilai-nilai intelektual dan estetik yang lebih dalam.
Namun, Hoggart tidak menolak budaya populer secara keseluruhan. Ia justru ingin menekankan pentingnya kesadaran kritis dalam menghadapi budaya massa. Ia percaya bahwa budaya populer dapat memberi dampak buruk apabila diterima secara pasif tanpa ada refleksi atau pemikiran kritis dari masyarakat. Di sisi lain, budaya populer juga memiliki potensi untuk menjadi alat yang efektif dalam memobilisasi perubahan sosial, jika digunakan dengan tepat. Hoggart menyarankan agar kita tidak memandang budaya populer secara hitam putih, melainkan memahami dinamika kompleks yang ada di balik produksi dan konsumsi budaya tersebut.
Kelas Sosial dan Sastra
Bagi Hoggart, memahami hubungan antara sastra dan masyarakat tidak dapat dilepaskan dari analisis kelas sosial. Karya-karyanya sering kali berfokus pada kelas pekerja dan bagaimana budaya dan sastra mereka direpresentasikan dalam literatur dan media. Dalam kajiannya, Hoggart menyoroti bagaimana kelas pekerja sering kali diabaikan atau dipandang rendah oleh kalangan elit sastra dan intelektual. Padahal, menurut Hoggart, kelas pekerja memiliki budaya yang kaya dan kompleks yang patut diperhitungkan dalam kajian sastra dan budaya.
Dalam The Uses of Literacy, Hoggart menekankan bagaimana budaya kelas pekerja Inggris pada awal abad ke-20 berbeda secara signifikan dari budaya kelas menengah atau elit. Sastra yang ditujukan untuk kelas pekerja, menurut Hoggart, sering kali lebih langsung, realistis, dan pragmatis, mencerminkan kehidupan yang keras dan tantangan sehari-hari yang mereka hadapi. Namun, dengan meningkatnya pengaruh budaya massa, Hoggart memperingatkan bahwa budaya kelas pekerja bisa tergerus oleh nilai-nilai konsumtif dan komersial yang dipromosikan oleh media dan industri hiburan.