Mohon tunggu...
dimas muhammad erlangga
dimas muhammad erlangga Mohon Tunggu... Mahasiswa - Aktivis GmnI

Baca Buku Dan Jalan Jalan Live In

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Menangkan Kotak Kosong, Menangkan Marhaenisme, Menangkan Demokrasi Pancasila!

7 September 2024   06:15 Diperbarui: 7 September 2024   06:44 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dengan memilih kotak kosong, masyarakat menunjukkan bahwa mereka tidak tunduk pada logika politik yang memaksa mereka menerima calon tunggal yang mungkin hanya didukung oleh kekuatan kapital dan oligarki. Dalam konteks ini, kotak kosong menjadi alat politik yang sah untuk menolak dominasi elite dan mendesak lahirnya calon yang lebih pro-rakyat, yang sesuai dengan nilai-nilai Marhaenisme.

**Marhaenisme dan Masa Depan Demokrasi Indonesia**

Di tengah krisis representasi politik saat ini, di mana banyak partai politik cenderung mengabaikan suara rakyat kecil demi kepentingan elite, Marhaenisme menawarkan solusi yang relevan. Bung Karno, melalui Marhaenisme, mengajarkan pentingnya keberpihakan pada rakyat kecil dan perlunya pemerintah yang sungguh-sungguh bekerja untuk kesejahteraan mereka. Demokrasi sejati hanya dapat terwujud jika suara-suara rakyat kecil didengar dan diperhitungkan, bukan diabaikan demi kepentingan segelintir orang.

Dalam konteks pilkada dan pemilu, kotak kosong dapat menjadi salah satu alat bagi rakyat untuk mengekspresikan ketidakpuasan mereka terhadap sistem politik yang ada. Marhaenisme sebagai ideologi perjuangan kaum tertindas harus mendukung setiap upaya untuk memperkuat suara rakyat kecil, termasuk melalui kemenangan kotak kosong. Dengan memenangkan kotak kosong, kita mengirim pesan bahwa rakyat tidak bisa terus diabaikan, bahwa demokrasi harus lebih dari sekadar formalitas pemilu tanpa pilihan nyata.

**Memenangkan Kotak Kosong adalah Memenangkan Perjuangan Rakyat**

Ketika rakyat memenangkan kotak kosong, mereka pada dasarnya sedang memenangkan perjuangan mereka sendiri. Perjuangan ini tidak hanya melawan calon yang ada, tetapi melawan seluruh sistem politik yang tidak berpihak pada kepentingan mereka. Memenangkan kotak kosong berarti memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk mengulang proses politik dengan harapan bahwa calon yang lebih berpihak kepada rakyat kecil akan muncul.

Di sinilah Marhaenisme hadir sebagai panduan ideologis. Memenangkan kotak kosong bukanlah akhir dari perjuangan, melainkan awal dari proses panjang untuk memastikan bahwa suara rakyat kecil benar-benar didengar dan diperhitungkan dalam sistem politik Indonesia. Marhaenisme memberikan landasan moral dan politik bagi gerakan ini, dengan menegaskan bahwa politik harus selalu berpihak pada kaum Marhaen, bukan pada elite yang hanya memperkaya diri sendiri.

**Kesimpulan: Saatnya Menyatukan Kekuatan**

Kemenangan kotak kosong dalam berbagai pilkada di Indonesia adalah tanda bahwa rakyat sudah muak dengan sistem politik yang tidak adil. Namun, kemenangan ini harus dilihat sebagai langkah awal dalam perjuangan yang lebih besar. Marhaenisme menawarkan pandangan bahwa perjuangan ini tidak boleh berhenti pada satu pemilu atau pilkada saja, tetapi harus terus diperjuangkan hingga tercipta sistem politik yang benar-benar inklusif dan pro-rakyat.

Memenangkan kotak kosong adalah langkah awal untuk memenangkan Marhaenisme. Ini adalah perjuangan untuk merebut kembali demokrasi dari tangan oligarki dan elite, dan mengembalikannya kepada rakyat. Saatnya rakyat kecil, kaum Marhaen, bersatu untuk menuntut perubahan. Menangkan kotak kosong, menangkan Marhaenisme, Menangkan Demokrasi Pancasila!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun